Meureudu sebagai bagian negeri Japakeh Pidie Jaya merupakan daerah yang memiliki sejarah panjang dan kaya, dikenal sebagai salah satu tempat yang melahirkan banyak tokoh berpengaruh lintas elemen baik ulama, intelektual, birokrat dan lainnya terutama di bidang pemerintahan, pengusaha dan sosial.Â
Beberapa tokoh yang berasal dari Meureudu seperti Tgk Chik Pante Geulima, Mustafa Abu Bakar, Gade Salam, Salman Ishak dan banyak tokoh lainnya.
Istilah "SDM" atau "Semua Dari Meureudu" menjadi simbol kebanggaan masyarakat setempat akan banyaknya sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang berasal dari daerah ini.Â
Namun, seiring berjalannya waktu, semangat dan jiwa "SDM" ini perlahan-lahan mulai hilang, seolah-olah mengalami mati suri. Fenomena ini patut dicermati, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap perkembangan Meureudu ke depan.
Salah satu penyebab utama hilangnya semangat "SDM" di Meureudu adalah perubahan demografis yang signifikan. Banyak generasi muda yang terdidik memilih untuk merantau ke daerah lain, mencari peluang yang lebih baik di luar Meureudu.Â
Keputusan ini tidak hanya disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi lokal, tetapi juga oleh kurangnya akses terhadap peluang karir yang menarik di daerah mereka sendiri.
 Hilangnya populasi muda yang berpotensi ini tentu mengurangi kemungkinan munculnya pemimpin baru yang dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Indikator lainnya kemauan dan hasrat generasi millenial sebagai pemimpin dan tokoh masa depan untuk belajar secara sungguh dan tekun hingga jenjang lebih tinggi seperti endatu dulunya juga telah memudar.Â
Jiwa perantau yang mendidik anak Meureudu dulunya menjadi pertarungan yang tangguh baik di dunia usaha, pendidikan dan lainnya, kini bagi generasi millenial dinamika dan fenomena tersebut bukan lagi impian dan cita-cita serta prioritas.
Dalam konteks ini, migrasi bukan hanya sekadar mencari pekerjaan, tetapi juga mencerminkan keinginan untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dari luar.Â
Ketika generasi muda lebih memilih untuk mencari nasib di tempat lain, Meureudu kehilangan potensi kepemimpinan yang seharusnya dapat memberikan dampak besar bagi perkembangan daerah.Â