Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Era Millenial, 'Semua Dari Meureudu' (SDM) Mandul atau Telah Almarhum?

13 Oktober 2024   23:09 Diperbarui: 14 Oktober 2024   09:51 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istana Cot Trieng Meureudu (Sok Pemkab Pijay)

Keterasingan ini membuat banyak tokoh lokal merasa tidak termotivasi untuk kembali dan berkontribusi secara aktif.

Bersamaan dengan terbentuknya Pidie Jaya sebagai kabupaten baru, perhatian publik mulai beralih dari Meureudu ke daerah tersebut. Hal ini menyebabkan dukungan terhadap tokoh-tokoh lokal semakin berkurang. 

Dalam kontes politik, tokoh-tokoh dari Pidie Jaya mungkin mendapatkan perhatian lebih besar, meninggalkan Meureudu dalam bayang-bayang. 

Perubahan dinamika politik ini semakin memperparah keadaan, di mana Meureudu tidak lagi dianggap sebagai ladang subur bagi pemimpin-pemimpin baru.

Satu contoh konkret dari fenomena ini terlihat dalam pemilihan Bupati Pidie Jaya untuk Pilkada 2024. Tidak ada tokoh dari wilayah Meureudu yang diusung dalam kontestasi tersebut.

Hal ini mencerminkan tidak adanya kandidat lokal yang siap atau mau mengambil peran kepemimpinan di tingkat daerah. 

Minimnya keterwakilan dari Meureudu dalam pemilihan kepala daerah menciptakan kesan bahwa wilayah ini telah kehilangan potensi untuk melahirkan pemimpin yang dapat mewakili aspirasi masyarakatnya. 

Ini menunjukkan adanya krisis kepemimpinan yang serius, di mana potensi tokoh lokal tidak dimanfaatkan, dan wilayah ini menjadi tidak terlihat dalam peta politik Pidie Jaya.

Dukungan dari komunitas juga sangat penting dalam membangun kepemimpinan yang kuat. Jika masyarakat tidak mendukung atau memberdayakan calon pemimpin, mereka mungkin merasa tidak termotivasi untuk berpartisipasi dalam politik lokal. 

Ketidakpedulian ini menciptakan siklus di mana tokoh-tokoh dari Meureudu merasa terasing dan tidak memiliki landasan untuk berkontribusi, sehingga semakin menjauhkan mereka dari partisipasi aktif dalam pembangunan daerah.

Di era millenial, banyak generasi muda yang lebih terhubung dengan dunia luar dan terpapar pada nilai-nilai yang berbeda. Dalam kondisi ini, aspirasi mereka beralih dari kontribusi lokal menuju peluang yang lebih menjanjikan di luar daerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun