Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Hujan Rintik ke Mie Bhieng: Cerita Pejuang Demokrasi KIP Pijay dalam Secangkir Kopi

3 Oktober 2024   00:19 Diperbarui: 3 Oktober 2024   03:08 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu, hujan rintik membasahi tubuh turun perlahan, membasahi tanah Pidie Jaya yang sejuk. Di bawah langit yang kelabu, sekelompok pejuang demokrasi sedang berkumpul di sebuah warung kopi sederhana. Aroma kopi yang khas dan kehangatan dari sepiring Mie Bhieng menjadi teman setia mereka, yang tengah berbincang sambil menikmati detik-detik sejenak setelah perjuangan panjang mempersiapkan Pilkada. Mereka adalah orang-orang yang tidak hanya bergelut dengan angka dan data, tetapi juga dengan prinsip dan integritas dalam menjaga jalannya demokrasi.

Dokpri 
Dokpri 

Di antara mereka, Maimun pria kelahiran Mullieng Beureunuen, menjadi figur sentral yang menjaga agar setiap langkah dalam Pilkada tetap berada di jalur yang benar. Sebagai Kasubbag SDM dan Hukum KIP Pidie Jaya, Maimun memiliki tanggung jawab besar. Tidak hanya sebagai pengatur teknis, tetapi juga sebagai penanggung jawab moral bagi jalannya proses pemilihan yang adil dan bersih. Ketegasannya dalam mengelola peraturan, serta kemampuannya mengatasi setiap tantangan, menjadikannya pemimpin yang dihormati oleh rekan-rekannya.

Bersamanya, ada Pak WA (Safrizal), seorang ahli dalam Siakba dan SIMPEG, yang lebih dikenal dengan keterampilan teknisnya dalam mengelola sistem informasi. Meskipun terkenal dengan gaya yang sederhana dan kesibukan sehari-hari, Pak WA adalah otak di balik pengelolaan data dan informasi, memastikan semua sistem berjalan tanpa gangguan. Pak WA, yang berasal dari Panteraja, memiliki cerita masa lalu yang tidak banyak diketahui orang, yakni pernah beberapa kali berusaha menjadi anggota Kopassus, namun kegagalannya justru menjadi batu loncatan yang lebih besar untuk kesuksesannya di dunia demokrasi bahkan sang bidadarinya asal negeri aulia itu berkah perjalanannya meniti karir bersama Syahridal sahabat setanah aiar dan seperjuangan sebagai pejuang demokrasi.

Mie Bhieng (Dokpri)
Mie Bhieng (Dokpri)

Keberadaan mereka tidak lengkap tanpa peran dari sosok-sosok penting lainnya. Ada Bustami, seorang pejuang Pilkada yang gigih dan penuh semangat, serta Bang Jaja, seorang figur senior di dunia Saksana yang selalu membawa prinsip dalam setiap keputusan. Keberanian dan pengalaman mereka membuat Pilkada di Pidie Jaya berjalan dengan penuh integritas. Zarius , yang dikenal sebagai penyelesai masalah, hadir untuk memberikan solusi ketika krisis menghadang. Bersama dengan jagat Saksana lainnya mereka menjadi kombinasi yang solid dalam menjaga stabilitas dan kelancaran proses pemilu.

Selain mereka, ada juga Tgk Helmi pimpinan Ansor Banser yang memiliki peran penting sebagai Humas KIP Pidie Jaya. Keterlibatannya dalam mengedukasi dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sangat berharga dalam memastikan transparansi pemilu. Gaya komunikasinya yang lugas dan mudah dimengerti membuat informasi yang disampaikan semakin jelas dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Di malam yang penuh keakraban itu, Tgk Helmi menambahkan semangat dalam diskusi hangat tentang masa depan demokrasi di Pidie Jaya.

Tak ketinggalan, hadir pula Fendi Satria atau yang akrab disapa Bang Pen pria handsome kelahiran Pantai Barat Selatan. Sosok berkacamata ini dikenal sebagai pejuang demokrasi yang sudah berpengalaman menangani keuangan pemilu. Keahliannya dalam menganalisis dan mengelola dana pemilu menjadikannya salah satu tokoh yang paling dihormati di lingkungan KIP. Dalam setiap percakapan, Bang Pen selalu memberikan perspektif yang tajam, memadukan antara analisis dan humor dalam menjaga semangat kerja tim.

Malam itu, mereka duduk bersama, berbincang dan berbagi cerita. Sejenak, mereka melepas penat setelah hari-hari penuh tekanan dalam mempersiapkan berbagai tahapan Pilkada. Mulai dari sosialisasi masyarakat, verifikasi data pemilih, hingga pengawasan lapangan. Semua proses ini memerlukan ketelitian, kehati-hatian, dan yang paling penting, komitmen untuk menjaga keadilan serta transparansi. Tanpa komitmen ini, seluruh proses demokrasi bisa dengan mudah digoyahkan oleh kepentingan-kepentingan tertentu.

Dokpri 
Dokpri 

Maimun yang akrab dipanggil Mas Bro alias Bang Mumun sapaan akrab Pak WA dengan kepemimpinannya, selalu memastikan bahwa setiap anggota timnya siap menghadapi tantangan yang lebih besar. Pilkada bukanlah urusan mudah, dan ada banyak pihak yang berkepentingan. Itulah sebabnya, dia selalu mengingatkan pentingnya menjaga prinsip keadilan dalam setiap langkah yang diambil. Semua yang terlibat, mulai dari anggota KIP hingga para pengawas dan relawan, memiliki tanggung jawab yang sama untuk memastikan bahwa setiap suara dihitung dengan adil dan setiap proses dijalankan sesuai aturan.

Sementara itu, Pak WA dengan keahliannya di bidang sistem, selalu berfokus pada aspek teknis. Sistem Siakba dan SIMPEG, yang menjadi tulang punggung pengelolaan data di KIP, harus berjalan dengan lancar. Tanpa sistem yang baik, proses Pilkada bisa mengalami kesalahan teknis yang berisiko merusak integritas pemilu. Keahliannya dalam teknologi informasi membuatnya menjadi pilar penting dalam menjaga kelancaran Pilkada.

Di sisi lain, Mirza Fonna akrab disapa Bang Jaja sosok Jagat saksana senior yang ditakuti kawan dan lawan dengan pengalamannya yang luas, selalu memantau perkembangan di lapangan. Kepemimpinan dan ketegasan Bang Jaja memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap berada dalam koridor hukum dan etika. Meskipun sering terlihat serius, Bang Jaja selalu mampu menghadirkan keseimbangan dengan sikap santainya, bercanda dengan Zarius dan rekannya yang juga punya cara khas dalam menyelesaikan masalah.

Tgk Helmi dan Bang Pen, dua sosok yang memiliki peran yang berbeda namun sama-sama vital, semakin menambah semangat tim malam itu. Tgk Helmi dengan semangat kepemimpinannya yang kuat, serta Bang Pen dengan kemampuan analisisnya yang tajam, menciptakan suasana yang tidak hanya produktif, tetapi juga penuh energi. Bersama-sama, mereka membentuk tim yang solid dan tak terpisahkan.

Seduhan kopi kian syahdu dan semua masalah dan problematika cair dalam secangkir kopi, suasana itu bertambah auranya dengan kehadiran sosok driver senior Muhammad Jafar pria dari Almaghribi (Awak Barat) Pidie itu kerap memancing kawan lamanya saat menjadi pejuang demokrasi di Pidie dengan hasrat Pak WA untuk memiliki istri muda dari kalangan santriwati murid Tgk Helmi. Suasana kian hangat bahkan bang Jaja dan Bustami siap membantu mahar demi kesuksesan meraih ummi dari santriwati Dayah Samalanga bahkan Bang Pen siap menggadaikan hondanya demi Pak WA menggapai cita-citanya.

Dokpri 
Dokpri 

Pidie Jaya yang dikenal sebagai negeri Japakeh meski terbilang wilayah kecil di Indonesia, memiliki makna besar dalam perjalanan demokrasi. Di balik setiap tahapan Pilkada, ada orang-orang yang bekerja keras dengan dedikasi tinggi. Mereka bukan hanya bekerja untuk menyukseskan pemilu, tetapi untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan integritas tetap terjaga. Malam itu, mereka adalah saksi bisu dari sebuah perjuangan besar, yang diwarnai oleh kehangatan dan kebersamaan. Demikianlah, di balik rintik hujan dan secangkir kopi, semangat mereka terus menyala.dalam kebersamaan pejuang demokrasi KIP Pijay.

Malam itu, rotasi jam dunia telah menunjukkan angka tua bahkan Pak WA sudah mulai menguap dengan keletihannya menjelah negeri Petro Dolar hingga Japakeh sempat terbayarkan dalam secangkir kopi namun usia yang lanjut dan slogannya ‘’ kerja ekstra’’ esok hari, jamaah pejuang demokrasi sepakat kembali ke markas di Istana Cot Trieng. Butiran rahmat dari langit masih terasa dan udara kain bertamabah dingin, semangat mereka tidak pernah padam. Setiap tegukan kopi dan suapan Mie Bhieng menjadi lambang keteguhan mereka dalam menjaga demokrasi. Bagi mereka, suksesnya Pilkada di Pidie Jaya adalah kemenangan besar, bukan hanya untuk mereka sendiri, tetapi juga untuk masyarakat Pidie Jaya yang mengharapkan pemimpin yang adil dan amanah. Lantas, apakah harapan  itu dapat terwujud?

 

Wallahu Mjuwaffiq Ila Aqwamith Thariq

Tuhawa Kopi Negeri japakeh, Jelang Tahajud, 3 Okober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun