Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Hujan Rintik ke Mie Bhieng: Cerita Pejuang Demokrasi KIP Pijay dalam Secangkir Kopi

3 Oktober 2024   00:19 Diperbarui: 3 Oktober 2024   03:08 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maimun yang akrab dipanggil Mas Bro alias Bang Mumun sapaan akrab Pak WA dengan kepemimpinannya, selalu memastikan bahwa setiap anggota timnya siap menghadapi tantangan yang lebih besar. Pilkada bukanlah urusan mudah, dan ada banyak pihak yang berkepentingan. Itulah sebabnya, dia selalu mengingatkan pentingnya menjaga prinsip keadilan dalam setiap langkah yang diambil. Semua yang terlibat, mulai dari anggota KIP hingga para pengawas dan relawan, memiliki tanggung jawab yang sama untuk memastikan bahwa setiap suara dihitung dengan adil dan setiap proses dijalankan sesuai aturan.

Sementara itu, Pak WA dengan keahliannya di bidang sistem, selalu berfokus pada aspek teknis. Sistem Siakba dan SIMPEG, yang menjadi tulang punggung pengelolaan data di KIP, harus berjalan dengan lancar. Tanpa sistem yang baik, proses Pilkada bisa mengalami kesalahan teknis yang berisiko merusak integritas pemilu. Keahliannya dalam teknologi informasi membuatnya menjadi pilar penting dalam menjaga kelancaran Pilkada.

Di sisi lain, Mirza Fonna akrab disapa Bang Jaja sosok Jagat saksana senior yang ditakuti kawan dan lawan dengan pengalamannya yang luas, selalu memantau perkembangan di lapangan. Kepemimpinan dan ketegasan Bang Jaja memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap berada dalam koridor hukum dan etika. Meskipun sering terlihat serius, Bang Jaja selalu mampu menghadirkan keseimbangan dengan sikap santainya, bercanda dengan Zarius dan rekannya yang juga punya cara khas dalam menyelesaikan masalah.

Tgk Helmi dan Bang Pen, dua sosok yang memiliki peran yang berbeda namun sama-sama vital, semakin menambah semangat tim malam itu. Tgk Helmi dengan semangat kepemimpinannya yang kuat, serta Bang Pen dengan kemampuan analisisnya yang tajam, menciptakan suasana yang tidak hanya produktif, tetapi juga penuh energi. Bersama-sama, mereka membentuk tim yang solid dan tak terpisahkan.

Seduhan kopi kian syahdu dan semua masalah dan problematika cair dalam secangkir kopi, suasana itu bertambah auranya dengan kehadiran sosok driver senior Muhammad Jafar pria dari Almaghribi (Awak Barat) Pidie itu kerap memancing kawan lamanya saat menjadi pejuang demokrasi di Pidie dengan hasrat Pak WA untuk memiliki istri muda dari kalangan santriwati murid Tgk Helmi. Suasana kian hangat bahkan bang Jaja dan Bustami siap membantu mahar demi kesuksesan meraih ummi dari santriwati Dayah Samalanga bahkan Bang Pen siap menggadaikan hondanya demi Pak WA menggapai cita-citanya.

Dokpri 
Dokpri 

Pidie Jaya yang dikenal sebagai negeri Japakeh meski terbilang wilayah kecil di Indonesia, memiliki makna besar dalam perjalanan demokrasi. Di balik setiap tahapan Pilkada, ada orang-orang yang bekerja keras dengan dedikasi tinggi. Mereka bukan hanya bekerja untuk menyukseskan pemilu, tetapi untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan integritas tetap terjaga. Malam itu, mereka adalah saksi bisu dari sebuah perjuangan besar, yang diwarnai oleh kehangatan dan kebersamaan. Demikianlah, di balik rintik hujan dan secangkir kopi, semangat mereka terus menyala.dalam kebersamaan pejuang demokrasi KIP Pijay.

Malam itu, rotasi jam dunia telah menunjukkan angka tua bahkan Pak WA sudah mulai menguap dengan keletihannya menjelah negeri Petro Dolar hingga Japakeh sempat terbayarkan dalam secangkir kopi namun usia yang lanjut dan slogannya ‘’ kerja ekstra’’ esok hari, jamaah pejuang demokrasi sepakat kembali ke markas di Istana Cot Trieng. Butiran rahmat dari langit masih terasa dan udara kain bertamabah dingin, semangat mereka tidak pernah padam. Setiap tegukan kopi dan suapan Mie Bhieng menjadi lambang keteguhan mereka dalam menjaga demokrasi. Bagi mereka, suksesnya Pilkada di Pidie Jaya adalah kemenangan besar, bukan hanya untuk mereka sendiri, tetapi juga untuk masyarakat Pidie Jaya yang mengharapkan pemimpin yang adil dan amanah. Lantas, apakah harapan  itu dapat terwujud?

 

Wallahu Mjuwaffiq Ila Aqwamith Thariq

Tuhawa Kopi Negeri japakeh, Jelang Tahajud, 3 Okober 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun