Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Diary

Apel Pagi yang Disangka Buahan

17 Januari 2022   11:31 Diperbarui: 20 Januari 2022   14:55 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setiap pegawai wajib ikut Apel pagi" perintah pimpinan sebuah instansi kepada bawahannya melalui WhatsApp. Kewajiban mengikuti apel merupakan salah satu hal yang tidak boleh diabaikan, bahkan teringat ketika saat masih berpakaian sekolahan kondisi ini dikenal dengan upacara bendera, subtansi tidak jauh berbeda.

Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

https://www.facebook.com/helmi.allangkawi

Jelang pagi hari, biasanya jadwal apel di gelar sekitar pukul 08.00 WIB dan disesuaikan dengan kondisi. Tiba-tiba ada seorang berpakaian lengkap, tahu bahwa setiap kantor ada apel pagi, kebetulan ada kepentingan mendadak pegawai tersebut ikut serta masyarakat lainnya yang berurusan dengan kantor sekitar kantor tempat pegawai bekerja.

"Kamu nanti saat saya apel, silahkan tunggu di parkiran dan selesai apel saya bantu kamu ke kantor Kependudukan,.." ungkapnya kepada lawannya.

Abdul Kadir nama warga yang berurusan dengan kantor Kependudukan tersebut bingung, dalam hatinya berpikir enak juga bekerja di kantoran setiap pagi bisa menikmati buah apel (baca apel buahan) apalagi itu diwajibkan.

Pelaksanaan apel masih lama sekitar 20 menit lagi Abdul Kadir bertemu dengan salah seorang pegawai di kantor pemerintah kawannya. Lantas, Abdul Kadir berkata dengan penuh semangatnya.

"Bang, enaknya kerja kantoran, setiap pagi awak Kantor itu dapat suplai buahan seperti Apel, apalagi sebentar lagi pukul 08.00 WIB adanya apel, saya dari tadi nunggu bisa menikmati apel juga..."ucapnya dengan penuh semangat.

Mendengar pernyataan tersebut, pegawai lawan bicaranya sudah ketawa ngakak dalam hati, hingga tak tahan suara ketawa keluar hingga terkejutnya Abdul Kadir.

"Kenapa tawa pak, apa senangnya dapat buah apel sebentar lagi," tanya Abdul Kadir.

"Mentang dapat apel ketawa ngakak begitu, janganlah kek gitu.." lanjutnya.

Tak tahan dengan ucapan Abdul Kadir sambil tersenyum kawan lainnya yang kebetulan berdiri berdampingan, "Bang Apel itu bukan buah Apel tapi semacam pengarahan dan seperti upacara," bisik seseorang kepada Abdul Kadir.

Abdul Kadir bukannya menerima malah menantang sambil memperlihatkan sebuah SMS WhatsApp yang dikirim kawan bahwa tertulis apel bukan buah apel.

"Tulisan sama tapi pengucapan berbeda, apel bunyi pengucapan huruf "e", jangan salah bisa salah makna, apel pagi itu semacam pengarahan dan semisal upacara bukan buah apel," jelasnya.

Coba Abang ketik "apel" di google KBBI apa ditulis, saya bantu ya, " apel /apél/ 1 v Mil wajib hadir dalam suatu upacara resmi (bersifat kemiliteran) untuk diketahui hadir tidaknya atau untuk mendengar amanat; 2 n upacara," ini ulasannya.

Akhirnya Abdul Kadir jadi malu sendiri dengan penjelasan apel yang dimaksud merupakan bukanlah buah apel. Janganlah malu bertanya, jangan sok tahu. Belajarlah niscaya Anda tidak tersesat...

Cot Trieng, 17 Januari 2022,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun