Saat ini Indonesia sedang gencar gencarnya menyelenggarakan pembangunan, salah satu rencana pembangunan yang sangat strategis adalah Transportasi umum berbasis rel di Indonesia, dengan transportasi berbasis rel diharapkan akan adapat mengurangi kemacetan serta polusi yang terjadi diindonesia, akan tetapi ternyata transportasi berbasis rel masih belum efektif diterapkan di Indonesia karena masih banyak sekali yang perlu dievaluasi dalam penggunaan transportasi berbasis rel di Indonesia, berikut ini merupakan alasan mengapa transportasi berbasis rel belum efektif diterapkan di Indonesia.
1. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat tinggi
Jumlah penduduk Indonesia berada di nomor 4 di dunia, terutama di pulau jawa, di jakarta pengguna KRL sangat banyak hingga berdesak desakan, tak jarang hingga berebut antri hingga ada yang terjatuh dan terinjak injak,sehingga tak jarang mengakibatkan luka ringan hingga luka berat.
2. Kurangnya lahan untuk rel kereta api
Di Indonesia kekurangan lahan bukan lagi masalah umum, banyaknya rumah penduduk mengakibatkan banyak lahan penuh, bahkan disekeliling rel kereta api, sehingga kurangnya lahan di Indonesia merupakan salah satu masalah yang belum teratasi.pembangunan rel pasti membutuhkan banyak sekali lahan, sehingga permasalahan lahan harus diatasi sebelum diberlakukannya pembangunan.
3. Warga Indonesia yang cenderung lebih suka menggunakan kendaraan pribadi
Diindonesia,orang orang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil,karena kendaraan pribadi dinilai lebih efektif karena tidak perlu berdesak desakan, lebih cepat dan lebih efisien dan lebih hemat  sehingga banyak yang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi daripada umum.
Masalah masalah diatas merupakan pr bagi pemerintah sebelum diberlakukannya pembangunan transportasi berbasis rel diindonesia, karena diharapkannya pemerataan transportasi dapat menjadi solusi untuk kemacetan diindonesia bukan malah meimbulkan permasalahan baru yang malah merugikan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H