Memperbaiki komunikasi dengan istri selalu dilakukan, selain itu beribadah bersama dengan seluruh anggota keluarga juga selalu dilakukan. Bahkan setiap hari segala pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci, memasak dan sebagainya dilakukannya. Namun rupanya ini pun tidak cukup ampuh untuk menumbuhkan rasa simpati dan empati dari istrinya.Â
Saya jadi berpikir bagaimana rasanya hidup dalam tekanan selama 8 tahun? Pasti tidaklah mudah. Jatuh bangun mempertahankan rumah tangga harus dilakukan, semua harus terlihat baik-baik saja dihadapan banyak orang. Padahal dia menyimpan begitu banyak luka batin yang tidak mudah untuk dipulihkan.
Ah, betapa rumitnya masalah ini. Tapi inilah kehidupan berumah tangga. Ada suka dan duka, semua tergantung bagaimana kita memaknainya, mengelola dan menjalaninya bersama pasangan dan anak-anak kita. Seandainya istri dari bapak itu mampu berdamai dengan masa lalunya, sangat mungkin dia tidak menjadi pelaku kekerasan lagi.Â
Menurut cerita dari si bapak, saat usia 6 tahun istrinya pernah menjadi korban kekerasan seksual dari pamannya dan pada saat usia 9 tahun dia pernah melihat bapaknya melakukan kekerasan fisk dan psikis terhadap ibunya. Ingatan itu masih saja ada dalam dirinya. Maka berdamailah dengan masa lalu agar mata rantai kekerasan bisa berakhir. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H