Mohon tunggu...
Deddy Panjaitan
Deddy Panjaitan Mohon Tunggu... -

semangat www.bangdepan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Teknologi Bayi Tabung Sebagai Alternatif Mendapatkan Keturunan

5 Juni 2011   06:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:51 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seiring bertambahnya kemajuan teknologi, maka kemajuan teknologi reproduksi manusia juga bertambah maju.  Saat ini alternatif dalam memiliki anak bukan lagi hal mustahil.  Melalui teknologi bayi tabung suami-isteri dapat memiliki anak.  Berikut pembahasannya. Untuk bertahun-tahun lamanya para ilmuwan dibebani pertanyaan bagaimana menolong isteri-isteri yang mandul oleh karena tuba fallopi atau saluran telur tersumbat.  Bilamana sel telur secara normal dihasilkan setiap bulan, tidak satupun yang mampu menerusi saluran tersebut, sehingga tak akan pernah bertemu dengan sperma-sperma yang datang dari arah yang berlawanan.  Sekalipun sperma itu kecil dan bergerak dengan kecepatan luar biasa, tetapi tetap terhalang, walaupun bagian yang tersumbat hanya pada bagian ujung saluran. Dengan demikian satu satunya cara untuk mengatasi masalah ini dengan operasi yang bertujuan menyingkirkan segala penghalang.  Kehadiran teknik baru, pembedahan mikro dengan alat kateter khusus untuk menyisihkan penghalang tersebut nampaknya memberikan harapan yang baik, namun peluang untuk tetap hamil masih tetap belum memadai. Sebab itu dibutuhkan pendekatan baru yang diharapkan mampu menyelesaikan masalah tadi.  Sehubungan dengan hal tersebut, satu pertanyaan penting adalah: dapatkah sel telur istri dipersatukan dengan sel sperma suami diluar tubuh (in vitro) untuk kemudian dimasukkan kembali ke dalam rahim? dapatkah sel telur yang sudah dibuahi itu bertahan hidup dan bertumbuh untuk beberapa saat dalam cawan petri sebelum dipindahkan ke tempat yang seharusnya? kondisi yang memenuhi dua pertanyaan ini merupakan prasyarat menuju teknologi bayi tabung.

Prosedur Bayi Tabung

Untuk mencapai tujuan diatas, maka beberapa langkah penting harus dipenuhi terlebih dahulu.  Eksperimen pada hewan terdahulu membuktikan bahwa fertilisasi diluar tubuh tidak gampang.  Memperoleh sari makanan yang cocok untuk medium tempat perkembangan sel telur yang sudah dibuahi memerlukan proses yang sangat teliti.  Dan tentu yang paling sulit adalah bagaimana dan kapan menanamkan zigot atau telur yang telah dibuahi kembali ke dalam rahim si ibu. Secara ringkas empat langkah utama pembuatan bayi tabung adalah: 1. Menyediakan sel telur yang sudah matang 2. Mengumpulkan sperma 3. Pembuahan 4. Transfer embrio ke dalam rahim. Langkah pertama yang sangat penting dalam teknologi bayi tabung adalah bagaimana mendapatkan sel-sel telur yang marang dan siap dibuahi in vitro.  Untuk itu, wanita yang telah ditentukan diperiksa keadaan indung telurnya dengan teknik ultra sound yaitu satu teknik diagnostik yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran dan keadaan dalam jaringan tubuh dalam hal ini ovari.  teknik ini berfungsi menolong mengerahui jumlah dan ukuran follikel atau bakal telur, sebelum proses penarikan sel telur dimulai. Teknik pengambilan dan pengumpulan sel telur dilakukan dengan Laparospkopi.  Operasi dilakukan dengan irisan kecil pada bagian abdomen dan laparospkop dimasukkan.  Laparoskop adalah alat khusus berbentuk metal panjang yang memiliki optik sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan melihat langsung ke indung telur.  kemudian sel-sel telur yang kelihatan seperti benjolan pada permukaan indung telur diambil dengan alat penghisap khusus. Sel-sel telur yang sudah diperoleh ini kemudian dimasukksan dalan kultur dan ditaruh dalam inkubator.  Inkubator berfungsi untuk mengontrol keadaan lingkungan seperti suhu, kelembaban, serta kebersihan permukaan, demi tercapainya liingkungan yang optimum agar sel-sel telur tetap matur seperti saat ovilasi.  Bilamana segala sesuatu berlangsung mulus, maka sel telur siap untuk dipakai dalam proses fertilisasi in vitro.

Mengumpulkan sperma

Kurang lebih dua jam sebelum teknik laparoskopi dilakukan, sang suami telah mengumpulkan sampel sperma, biasanya dilakukan dengan cara masturbasi.  Demi mengusahakan hitungan sperma yang cukup untuk fertilisasi, disarankan agar tidak mengalami enjakulasi selama beberapa hari sebelumnya.  kemudian sperma yang telah diperoleh dicuci dan dilarutkan dalam substansi khusus guna menyamakan situasi seperti dalam tuba fallopi manusia.

Pembuahan

Sekitar 50.000  sel sperma ditempatkan bersama dengan sel telur dalam satu cawan petri.  kemudian cawan petri itu dimasukkan ke dalam inkubator dengan harapan, disana sel sperma akan berhasil menembusi dan membuahi telur. Beberapa jam setelah sel sperma dan sel telur digabungkan, fertilisasipun berlangsung. Zigot yang kecil ini harus dimasukksan dalam medium yang kwalitas maupun kwantitasnya mendukung pertumbuhan embrionik.  Hasil fertilisasi terus diamati dalam pembelahan sel sampai tahap perkembangan blastosis, sat mana dia akan dipindahkan dan dicangkokkan ke dalan rahim.

Transfer Embrio

Pencangkokan embrio ke dinding rahim merupakan pekerjaan yang paling sulit dan penuh resiko.  Waktu pelaksanaan pemindahan embrio harus sesuai perkembangan lapisan endometrium rahim si ibu, dan untuk menolong memuluskan prosedur ini, sering si ibu diberi suntikan hormon untuk mempersiapkan dinding rahim menerima embrio yang akan dicangkokkan. Pertama-rama embrio dimasukkan ke dalam kateter halus dan perlahan-lahan disisipkan lewat mulut rahim (cervix) serta dilepaskan di dekat dinding rahim tempat embrio berlabuh untuk bertumbuh.  Metode pemindahan embrio lewat pintu rahim ini dikenal sebagai tran-servikal.(bersambung) Referensi: CZ. Panjaitan,  Sains dan teknologi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun