Arunika berdiri ponggah pada singgasana ujung cakrawala
Mengusir pergi embun tua yang telah habis masanya
Lenyap terbang musnah menjadi udara tanpa beban
Menjemput sebuah  takdir dan terlahir kembali dalam butiran air entah kapan
Suara bergetar dalam tangis menggelegar
Tengadah tangan tengadah hati tengadah jiwa
Berharap iba sang pemilik singgasana
Netra beretalase tanpa ada cahaya
Hanya serangkai ucap terpuja membawa sebuah buket pinta
Rasa terpuruk hilang bentuk menatap rezeki yang terceruk
Takut..
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!