Di tanah ilmu, di bangku sekolah, Terjalin ikatan murid dan guru, Mentari pagi menyapa dengan cerah, Kisah cinta ilmu pun dimulai.
Guru yang bijak, penuh pengertian, Menuntun langkah murid di setiap langkah, Menyemai biji pengetahuan, Menyulam mimpi dan harapan.
Murid belajar dengan hati yang terbuka, Menggali hikmah dari setiap pelajaran, Guru mengajar dengan penuh kasih, Membuka pintu ke dunia yang luas.
Kata-kata bijak melintas di ruang kelas, Bijaksana dan berkilau seperti permata, Guru memberikan cahaya dan inspirasi, Murid menyerapnya dengan hati yang gembira.
Dalam pelajaran, murid bertumbuh dan berkembang, Dari awal yang tak tahu menjadi yang tahu, Guru sebagai pilar, sebagai panutan, Menyemangati di saat hati lesu.
Tak hanya dalam buku dan catatan, Guru mengajar tentang kehidupan, Mengajarkan nilai-nilai yang abadi, Memupuk jiwa yang beriman.
Murid dan guru, satu kesatuan, Seperti matahari dan bumi yang saling terikat, Dalam perjalanan ilmu yang tak pernah berakhir, Tetap bersama dalam setiap langkah.
Terimakasih, wahai guru tercinta, Teladan dan inspirasi yang tak ternilai, Murid selalu menyimpanmu di hati, Di setiap perjalanan kehidupan ini.
Dalam kenangan indah di sekolah ini, Murid tetap menyimpanmu dalam jiwa, Puisi ini adalah penghargaan yang tulus, Untukmu, guru yang selalu abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H