Masa bertanam bawang merah sebagai komoditi pertanian di Kabupaten Brebes diwujudkan dalam Sendratari Manja Brambang Lor mewakili Kabupaten Brebes dalam pagelaran Porsenitas Kunci Bersama (03/11/2022) di Alun-alun Parigi, Pangandaran.Â
Tanam bawang atau yang biasa disebut "Manja Bawang" menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Brebes. Penggambaran yang epik mulai dari mencangkul tanah, nyuwat, nglampeng sampai panen diperankan dengan gerak yang luwes dan dinamis oleh Sanggar Kalong Kerat asuhan Amalia Mega Hardiyanti.Â
Bawang merah, telor asin dan nelayan tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Brebes. Daerah yang terletak di bagian utara paling barat Jawa Tengah memiliki kultur budaya yang unik. Perpaduan budaya Jawa, Sunda dan Cirebon mempengaruhi bukan hanya dalam budaya, seni dan bahasa. Tetapi juga dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Kabupaten Brebes.Â
Dinamika kehidupan masyarakat Brebes yang digambarkan melalui sendratari seakan gambaran masyarakat yang sesungguhnya. Setiap pagi mereka berangkat ke sawah untuk merawat bawang, menyiram, memberi puouk bahkan pestisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama. Bahkan pekerjaan tersebut berlangsung sampai sore hari sampai tanaman siap dipanen.Â
Pola tanam yang setahun bisa 2-3 kali tidak selamanya berbuah manis. Ketika harga jatuh dipasaran mereka rugi besar-besaran, tetapi ketika harga bagus hidup mereka makmur sejahtera.Â
Begitulah kehidupan masyarakat Brebes, walaupun merugi tetapi tetap menanam bawang merah. Karena bawang merah sudah menjadi nadi kehidupan. Aroma dan citarasa bawang merah Brebes memang sungguh khas, gurih dan renyah. Kini, bawang merah sudah banyak dimodifikasi dengan berbagai varian dari bawang goreng, bawang pasta sampai bermacam olahan yang berbahan dasar bawang merah.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H