Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Kompor Gas Elpiji

24 September 2022   22:52 Diperbarui: 24 September 2022   22:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu alat yang paling dibutuhkan di dapur adalah kompor. Berbagai jenis kompor digunakan walaupun yang paling dominan adalah kompor gas. Tetapi kini mulai dilirik oleh kaum urban dan milineal adalah kompor listrik, walaupun ada sebagian kecil yang masih menggunakan kompor minyak. Penggunaan kompor listrik dinilai sangat praktis dan akan penggunaannya. Karena pengguna tidak takut gas bocor ataupun regulator mampet. Sehingga masyarakat pelan namun pasti banyak masyarakat mulai beralih menggunakan kompor listrik. 

Pro dan kontra dimasyarakat pasti ada ketika ada wacana pemerintah akan memberikan kompor listrik gratis ke masyarakat. Masyarakat masih memiliki ketakutan daya listriknya tidak kuat. Karena kompor listrik memiliki daya diatas 450! Kwh. Sedangkan masyarakat kebanyakan memiliki listrik 450 kwh, mereka ketakutan disuruh ke 900 kWh. Ditambah lagi kalau lagi masak tiba-tiba listrik mati, takut kesetrum, rasa masakan kurang enak dan masih banyak lagi keraguan dihati masyarakat. 

Dok. Identic.id
Dok. Identic.id

Tentu kita masih ingat zaman dahulu waktu pengalihan dari minyak tanah ke gas. Masyarakat protes dan menentang dengan berbagai argumentasi. Tetapi pemerintah tetap kekeuh meneruskan program ini. Hasilnya masyarakat sudah terbiasa dipermudahkan masak menggunakan gas, sekarang kalau gas habis tidak mau masak lagi. Apalagi menggunakan kayu bakar atau kompor minyak tanah sudah tidak mau lagi. Yang perlu dikedepankan untuk suksesnya suatu program adalah sosialisasi ke masyarakat agar masyarakat tahu dan siap menerima program tersebut termasuk program kompor listrik.

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun