Nasi tumpeng yang sudah diarak dan didoakan dibagi kepada seluruh peserta yang hadir. Salah satu tumpeng yang terbesar terbuat dari 150 kg beras hasil swadaya masyarakat.Â
Tumpeng yang dijadikan simbol kemakmuran dan kebersamaan diisi dengan lauk pauk dari hasil perkebunan dan peternakan masyarakat.Â
Masyarakat berebut tumpeng untuk ngalap berkah karena dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan dan keberkahan.Â
Selain dibagikan kepada pengunjung, nadi tumpeng juga dibagikan kepada ikan yang berada di Telaga Ranjeng. Hal ini sebagai simbol harmonisasi masyarakat dan alam.Â
Alam memberikan sumber kehidupan dan sebagai bentuk syukur kita kembalikan ke alam untuk menjaga kelestarian alam.Â
Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes, Rofiq Qoidul Adzam, SH.Â
"Keunikan yang dimiliki masyarakat Pandansari yang menyatu dengan alam, menjadikan desa ini subur makmur dan hasil pertanian melimpah. Keunikan ini ditandai dengan menjaga harmonisasi alam, lingkungan dan masyarakat, " katanya.Â
Harmonisasi tetap terjaga dengan mengembangkan sikap hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, Manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan manusia. Ketika ketiga hubungan itu terjaga dengan baik, masyarakat akan hidup tentram dan damai.Â