Batik Salem yang dikenal sebagai Batik Brebesan berkembang mulai tahun 1927. Batik yang awalnya hanya berwarna hitam dan putih kini berkembang pesat dengan berbagai motif dan corak. Motif Ukel, Kembang Manggar, Kopi Pecah kini bertambah motif seperti Sidomukti, Tapyur Beras, Kembang Kangkung sampai Bawang Merah. Batik Salem tersentra di dua desa yaitu Desa Bentar dan Desa Bentarsari. Setiap hari ratusan pengrajin batik masih eksis memproduksi batik sebagai industri rumah tangga.Â
Perjalanan panjang telah dilalui Batik Salem hingga bisa seperti sekarang ini. Dari sekedar  bahan untuk busana sehari-hari, dipamerkan di luar negeri oleh tenaga migran Indonesia sampai ditetapkan sebagai Baju Adat Brebesan.Â
Bahkan yang terbaru dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes mendaftarkan ke Mendikbud Batik Salem sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Tahun 2022.
Berdasarkan Surat Edaran Bupati Brebes No. 065/0319/2020 tentang Pemakaian Baju Adat Brebesan, Â maka diwajibkan dikalangan ASN dan organisasi vertical di lingkungan Kabupaten Brebes untuk menggunakan Baju Brebesan tiap tanggal 18 setiap bulannya.Â
Brebes yang berada di Pantura Jawa dan perlintasan budaya Jawa dan Sunda, Â sehingga baju adat Brebesan ada unsur keduanya. Dengan menggunakan Batik Brebesan yang terdiri dari Batik Salem dan Batik Mangrove, memperkaya batik di Jawa Tengah.
Dengan beragam corak dan motif serta campur tangan disaigner yang berpengalaman, Batik Salem bisa disejajarkan dengan batik-batik yang ada di Nusantara. Dengan demikian dunia industri fashion merambah penggunaan Batik Salem. Hal ini terbukti dengan banyaknya pejabat atau petinggi negara menggunakan Batik Salem.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)