Ketika menyebutkan Bawang Merah dan Telor Asin, semua kompak menjawab Brebes. Yah, Kabupaten Brebes yang memiliki luas wilayah 1.662,96 kilometer persegi terdiri dari 17 kecamatan dan 296 desa. Mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani bawang merah, sehingga wilayah ini menjadi sentra bawang merah nasional. Wilayahnya yang terdiri dari laut, darat dan pegunungan dengan iklim yang sejuk membuat subur tanaman bawang merah. Apalagi pengaruh Angin Kumbang yang dipercaya sangat baik untuk tanaman bawang merah.Â
Keberadaan bawang merah sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat Brebes. Karena dari pra penanaman, penanaman, panen sampai pasca panen membutuhkan tenaga kerja yang besar.Â
1. Pada masa pra penanaman dibutuhkan tenaga kerja untuk membuat "Galeng dan Suwatan" sebagai media untuk penanaman bawang merah. Selanjutnya mempersiapkan bibit bawang merah untuk ditanam yang disebut "Moges";
2. Pada masa penanaman dibutuhkan tenaga kerja untuk menanam bawang yang disebut " Manja". Setelah masa penanaman dilanjut dengan masa perawatan yang membutuhkan tenaga kerja untuk "Nyiram", " Ngama", "Rabut" atau secara keseluruhan sering disebut "Kuli Ancer".
3. Yang paling banyak menyedot tenaga kerja biasanya pada saat panen. Mulai dari tenaga panen " Mbedol" Kuli angkut, sampai tukang mrotol.Â
Bukan hanya yang bergerak langsung dengan petani saja yang merasakan manfaat dari penanaman bawang merah. Tetapi sektor lain seperti warung nasi, toko obat, pedagang tali tutus, jasa angkutan, juragan bawang sampai calo bawang. Sungguh suatu pemberdayaan perekonomian masyarakat yang mendominasi perekonomian. Perekonomian ikut melesu ketika terjadi gagal panen atau saat panen tetapi harga hancur.Â
Keunikan masyarakat Brebes tidak pernah kapok menanam bawang merah walaupun rugi ratusan juta dan berkali-kali. Karena bawang merah adalah nadi kehidupan dan budaya masyarakat Brebes, jadi tidak akan pernah ditinggalkan. Paling&paling hanya berpindah menanamnya di wilayah Kabupaten lain.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â