Nyadran, satu tradisi yang tumbuh di tiga kabupaten Pantura Jawa yaitu Brebes, Tegal dan Slawi. Tradisi ini merupakan kunjungan bagi yang muda ke yang lebih tua atau dituakan seperti orang tua, budhe, oom, kakak dan sebagainya. Ketika berkunjung mereka membawa bingkisan atau oleh-oleh berupa gula teh dan makanan ringan. Berkunjung dari satu tempat ke tempat yang lain, baik sendiri atau pun berkelompok dengan saudara yang lain.Â
Walaupun bukan merupakan suatu keharuman, tetapi rasa tidak enak pada lingkungan yang mengakibatkan semua mengikuti tradisi ini. Perasaan malu sudah bekerja selama satu tahun tapi lenggang tangan ketika berkunjung. Sebenarnya bukan masalah bawaan yang ditenteng yang diharapkan tetapi silaturahmi dan ketulusan hati untuk berkunjung. Sehingga setiap rumah ramai oleh kunjungan, apalagi jika di rumah tersebut ada orang tua atau yang dituakan.Â
Seiring perkembangan zaman, hantaran lebaran pun berubah. Dulu sewaktu belum banyak toko modern, gula dan teh menjadi isi wajib hantaran. Baru ditambah dengan kue-kue tradisional buatan sendiri seperti Lepet, Apem, Sagon, Tape Ketan dan buah-buahan. Makanya sangat wajar kenapa di Kabupaten Tegal banyak berdiri pabrik teh. Hantaran lebaran kini beraneka rupa seiring perkembangan zaman, ada sirup, cocacola, kopi, kue pabrikan dan barang pecah belah atau berbentuk parcel.Â
Tapi itu semua tidak mengurangi nilai silaturahmi. Silaturahmi tidak sebatas kerabat atau keluarga saja tapi juga rekan sejawat dan relasi. Hikmah lebaran selalu memberikan nilai yang positif untuk seluruh umat.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â