Seni batik pewarna alami yang berkembang di Dukuh Pandansari, Kali Wlingi, Brebes cukup berkembang dan diterima pasaran. Berbagai pejabat negara, duta besar dan pejabat daerah sudah mengenakannya.Â
Bahkan pemerintah daerah Brebes menetapkan batik mangrove menjadi seragam dikalangan ASN dan pegawai. Namun dalam perkembangannya ada beberapa kendala yang dihadapi seperti motif dan pewarnaan. Lewat kawanmain.co memberikan peningkatan komunitas pelatihan batik mangrove khususnya pewarnaan, motif dan cetak.Â
Selama ini pengrajin batik mangrove dalam membuat pola langsung ditulis pada kain mori. Sehingga setiap motif yang dibuat tidak selalu sama ukurannya, dan itu menjadi ciri khasnya. Namun proses produksinya menjadi lama karena  dibuat satu persatu.Â
Solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat satu terobosan dalam membuat pola yaitu dengan sistem cetak. Dengan sistem ini maka batik tulis dibuat standarisasi pola dengan ukuran yang sama dan kapasitas yang besar.Â
Rina Kusuma dari kawanmain.co memberikan keterangan persoalan-persoalan diatas membuat dirinya turun ke Pandansari untuk memberikan solusi.Â
Bersama teamnya mereka memberikan teknik penguncian warna sehingga warnanya awet dan tidak cepat bladus. Disamping itu memberikan sentuhan lain pada batik mangrove pada dimensi lain seperti paskina, slayer dan selendang. Sehingga diharapkan meningkatkan pecinta batik pada kelas yang lebih banyak lagi.Â
Dengan beragamnya corak dan pola serta varian warna diharapkan juga dapat meningkatkan penjualan. Terobosan-terobosan yang dilakukan juga untuk mensupport industri fashion.Â
Kerjasama dengan industri fashion membawa batik ini ke tingkat yang lebih tinggi. Penggunaan tekhnologi meningkatkan skill untuk pengrajin batik sehingga lebih kreatif lagi dalam berkarya.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H