Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengeras Suara Adzan yang Ideal Bagaimana?

24 Februari 2022   22:56 Diperbarui: 24 Februari 2022   23:00 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan dari menteri agama mengenai pengeras suara adzan kini menjadi ramai. Perdebatan dan perbincangan tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Sebagai agama mayoritas masyarakat Indonesia mereka sangat terusik dengan pernyataan tersebut tetapi kita juga tidak boleh menelan mentah-mentah informasi tersebut. Bahkan pernyataan tersebut telah dibantah oleh kementerian agama lewat pejabatnya. 

Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag, Thobib Al Asyhar, menyatakan bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sama sekali tidak membandingkan suara azan dengan suara anjing. Hanya memberikan perumpamaan jika kita hidup dalam satu masyarakat yang mayoritas non Muslim. 

Dok. Pixabay
Dok. Pixabay

Kita sudah sangat akrab dengan lantunan suara adzan di mushola atau masjid lewat pengeras suara. Bahkan suara adzan bisa dijadikan sebagai petunjuk waktu kira-kira jam berapa. Dalam sehari kita mendengar lima kali mulai adzan subuh sampai isya. Bahkan dibeberapa daerah diselingi bacaan ayat suci Al-Quran terlebih dahulu sebelum adzan Maghrib. 

Memang seiring perjalanan waktu banyak yang harus kita pertimbangkan. Kita harus menghormati dan menghargai pihak lain tanpa harus mencampuri aqidah kita. Hanya menyesuaikan volume atau pun durasi. Adzan sebagai panggilan untuk shalat juga sebagai sarana syiar agama Islam. Banyak yang tersentuh dan terpanggil imannya karena merdunya suara adzan. Mari kita saling menghargai tanpa menghakimi dan mendzalimi. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun