Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banyumas Kota Lama Perpaduan Tiga Budaya

5 Februari 2022   21:15 Diperbarui: 5 Februari 2022   21:23 2337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusuri Banyumas Kota Lama seperti memasuki peradaban masa lalu. Kawasan ini sangat teduh dan asri dengan landmark Pendopo Si Panji yang berada di pusat kota dengan alun-alun sebagai pusat kegiatan. 

Banyumas Kota Lama menawarkan konsep wisata heritage dengan tiga kebudayaan yaitu Jawa (Indonesia), Chinese dan Eropa (Belanda). Struktur bangunan yang masih terawat rapi  membuat kita merasa berada dimasa itu. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Oleh sejarawan Perancis Dennys Lombard Banyumas disebut "Serambi Dunia Jawa". Perkembangan Banyumas terbagi menjadi tiga fase yaitu tahun 1571-1727 dimana tidak ditemukan bangunan yang spesifik, hanya struktur kehidupan masyarakat dan kebudayaan. 

1727-1829 pengaruh Mataram Islam dan Jawa mempengaruhi peradaban saat itu. Kawasan pendopo dengan alun-alun dan Masjid Agung Nur Sulaiman menjadi iconnya serta kawasan Pecinan. 

Terakhir 1830-1945 dimana masa pemerintahan kolonial Belanda menguasai sehingga terdapat banyak bangunan seperti kantor pemerintah, kantor pos, kantor bank, stasiun kereta api dan masih banyak lagi. Tercatat ada sekitar 110 bangunan sejarah di Kabupaten Banyumas. 

Dok. Pribadi. 
Dok. Pribadi. 

1. Kawasan Pendopo Si Panji

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Pendopo Si Panji yang dibuat pada masa pemerintahan Bupati Banyumas ke-7 yaitu Bupati  Tumenggung Yudanegara 2 (1707-1743). Dimana salah satu pilarnya dinamakan Si Panji merupakan simbol kekuatan kalau itu. 

Pendopo sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas akhirnya dipindahkan ke Purwokerto pada tahun 1937 karena setiap musim penghujan selalu banjir akibat luapan Sungai Serayu. 

Di sekitar pendopo sekarang bisa kita jumpai kuliner khas setempat seperti Soto Gareng, Soto Sokaraja, Kupat Tahu, Lanting, Getuk dan masih banyak lagi. Di dalam komplek pendopo kita masih bisa menyaksikan Sumur Mas, Rumah Lengger dan bangunan kuno lainnya. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

2. Kawasan Pecinan

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Kawasan yang berada dibelakang pendopo ini masih kita saksikan bangunan-bangunan milik saudagar batik yang mayoritas dari etnik Tionghoa. Lokasi ini berada dijalan Pungkuran, Sudagaran. Kawasan ini juga dikenal sebagai sentra Batik Banyumas sebagai pelengkap sarana ibadah.

 Bangunan yang paling mencolok disini adalah sarana ibadah Klenteng Boen Tek Bio. Kalau kalian pingin menikmati kuliner di kawasan ini ada rumah makan yang menyediakan menu Chinese food. 

Dok. Pribadi.
Dok. Pribadi.

3. Bangunan kolonial. 

Sebagai karesidenan yang membawahi beberapa kabupaten di sekitarnya, Kabupaten Banyumas memiliki bangunan pemerintahan maupun swasta. Kawasan yang banyak terdapat bangunan kolonial ada di Jalan Pengadilan Lama. 

Di sini terdapat Banjoemasche Bank  atau bank perkreditan rakyat yang berdiri pada tahun 1904 oleh Tj. Halbertsma yang menjabat sebagai Residen Banyumas. 

Keberadaan Banjoemasche Bank terinspirasi oleh keberadaan lembaga keuangan yakni Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden yang didirikan oleh Raden Aria Wirjaatmadja pada 16 Desember 1895. Bank yang ada di Purwokerto itu kemudian menjadi cikal dari Bank Rakyat Indonesia. Dan masih banyak lagi yang patut dikunjungi untuk menambah referensi kita terkait sejarah Kabupaten Banyumas. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun