Setiap tanggal 22 Desember hampir semua postingan membahas tentang Hari Ibu. Tak peduli sang ibu bermain medsos atau tidak tetapi rasa peduli kepada ibu diekspresikan disitu. Rasa sayang kepada ibu tidak harus ditujukan lewat unggahan, seorang ibu akan tetap menyayangi anaknya walaupun tidak mengunggah ucapan hari ibu. Beruntung aku mempunyai dua orang ibu yang begitu menyayangi dengan segenap cinta. Hidupku diantara dua ibu yang selalu ada buatku.Â
Aku dilahirkan dari seorang ibu yang sangat sibuk berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dibantu bapak, mereka berdua membanting tulang untuk anak-anaknya yang berjumlah sembilan orang. Otomatis kami kekurangan waktu untuk berkumpul sekedar bercengkrama. Kami sekeluarga disibukkan untuk bekerja membantu bapak dan ibu. Beruntung ada saudara dari pihak ibu yang mengambilku untuk dipelihara dan dirawat.Â
Aku dirawat oleh saudara ibu dengan penuh kasih sayang seperti merawat anaknya sendiri. Aku memanggilnya emak dan bapak dan tahunya orang tua kandung. Mereka selalu pasang badan jika ada yang nakal atau menganggu. Bahkan mereka cenderung memanjakan sehingga aku menjadi manja dan kolokan. Aku baru tahu mereka bukan orang tua kandung sewaktu kelas tiga SD. Tetapi itu tidak mengubah rasa sayang kepada orang tua angkat.Â
Hidup dengan dua orang tua dengan rumah yang berdekatan membuat hidupku berlimpah kasih sayang. Orang tua kandung cenderung lebih keras karena desakan ekonomi sehingga kekurangan waktu untuk anak-anak. Sedangkan orang tua kandung cenderung memanjakan karena tidak memiliki anak laki-laki. Bahkan kadang aku memanfaatkan ini untuk kepentingan ku. Disaat orang tua kandung memarahi kita mendapatkan perlindungan dari orang tua angkat. Selamat Hari Ibu untuk kedua ibu yang hebat.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H