Dengan tubuh yang terikat dan mata tertutup penari Lais dan sintren dimasukkan kedalam kurungan yang tertutup rapat. Dengan iringan lagu yang berisi mantera yang dinyanyikan oleh pawang pelan-pelan muncul seorang gadis jelita dengan memakai kacamata hitam keluar dari kurungan yang sudah berdandan cantik. Sambil menari dengan gemulai penari sintren tidak boleh disentuh atau kena cahaya terang, karena apabila dilakukan penari sintren akan pingsan. Dan setiap 15 menit sekali penari sintren akan dimasukkan kedalam kurungan lagi untuk menambah energi.Â
Seni Lais dan Sintren akan tetap lestari karena masyarakat yang menjaganya. Walaupun banyak Seni modern seperti K-Pop dan sejenisnya namun generasi muda Pamulihan masih melestarikan dan menjaga tradisi warisan leluhur. Terbukti Lais dan Sintren tetap eksis manggung dan animo masyarakat sangat tinggi.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H