Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Begitulah Koi-koi, Mampu Membuat Siapa Saja Jatuh Cinta

22 Januari 2021   08:55 Diperbarui: 22 Januari 2021   09:01 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitulah Koi-koi, jargon yang melekat untuk pecinta Koi di Brebes. Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba Koi jadi pembicaraan masyarakat melesat bak meteor. Masyarakat yang semula adem ayem tak pernah tahu bahwa di Brebes ada budidaya Ikan Koi. Baru setelah panen raya yang dilakukan bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, masyarakat tahu bahwa selama ini Brebes salah satu pemasok Koi. 

Dok. Pixabay
Dok. Pixabay
Berbicara Koi di Brebes tak bisa dipisahkan sosok Tarmidi (50) yang selama 8 tahun bergelut dan membuat inovasi tentang Koi. Koi begitu indah dan memikat siapa saja,  dari sekedar mengagumi,  mengoleksi sampai berusaha dibidang Koi. Sampai-sampai hotelier yang sudah sangat sibuk mengurusi puluhan properti hotelnya yang tersebar di beberapa kota terpikat untuk mempelajari dunia perkoian. 

Dok. Fb Setya
Dok. Fb Setya
Setya Teguh Juwana (55) yang aktif di dunia perhotelan, pariwisata dan kepemudaan serta wira-wira sebagai narsum sampai kepincut pada Koi. Bahkan sampai terjun langsung menangani sendiri dan melakukan riset baik untuk budidaya sampai strategi pemasaran. Tak terhitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk menunjang hobi dan rasa penasarannya terhadap Ikan Koi. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Rasa penasaran itu muncul karena melihat potensi Koi di Brebes, harga yang terlalu jomplang dan belum adanya pasar Koi dan karantina Koi. Berbagai uji coba dilakukan mulai dari awal dengan pengetahuan nol, searching di google,  diskusi dengan pakar sampai mengembangkan riset sendiri dan akhirnya menemukan formula. 

Berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk berbagai riset dan uji coba? Tak terhitung. Bahkan dia sampai makan nasi dengan pepes sambil menangis. Mengapa makan pepes sambil nangis,  karena yang dimakan adalah Pepes Ikan Koi seharga 2 Juta Rupiah yang mati karena ujicoba dari air tawar ke air panas di Guci.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Semua usaha dan perjuangan telah dilalui,  kini tinggal mengembangkan hasil penelitian di beberapa wilayah. Dia bertekad akan menjadikan Brebes sebagai sentra Koi Nasional. Lewat Krakahan Fishery Koi yang terkoneksi dengan Kampung Iwak Krakahan (KAWAK) sebagai upaya untuk mengangkat potensi lokal dan pembenahan kampung nelayan. Kalau seorang hotelier saja kepincut dengan Koi, pasti ada sesuatu yang luar biasa. Tak perlu dicari jawabnya,  hanya ada satu kata "Begitulah Koi-Koi".

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun