Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salem Masem, Perjalanan Menarik Menyusuri Jejak Batik Salem dan Wisata

21 Januari 2021   18:21 Diperbarui: 21 Januari 2021   18:26 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batik Salem yang dikenal sebagai batik Brebesan memiliki motif yang berbeda dengan motif batik yang sudah ada sebelumnya. Biasanya batik banyak terdapat di daerah pesisir beda dengan batik Salem yang berada di pegunungan sehingga memiliki motif yang khas. 

Ada sekitar 60 jenis motif yang didominasi flora dan fauna dengan warna alam. Motif klasik seperti Kopi Pecah, Kembang Manggar dan Ukel menjadi pakem. Terus bermunculan motif lain yang berkembang di masyarakat juga pengaruh dari luar Salem seperti Kangkung, Tapyur Beras, Sidomukti, Tinemu dan Bagja , Bebek Ngendog serta  motif modifikasi lainnya.

Perkembangan Batik Salem tak lepas juga berkat pernanan Be Kraf yang membina dan memberi pelatihan tentang motif dan pewarnaan. Dari Be Kraf akhirnya dikembangkan motif yang mempresentasikan masyarakat Salem yang mempunyai arti "Salam" atau "Selamat" dengan bentuk tangan yang bersalaman. 

Serta motif yang menampilkan flora dan fauna dengan kecenderungan yang meruncing dan menunjuk keatas sebagai simbolisasi kedekatan masyarakat Salem yang dekat dengan Tuhan, Manusia dan Alam, hablum mibnallah dan hablum minannas.

Masih berdasarkan cerita masyarakat setempat ketika mereka mundur dari Majapahit membawa serta perempuan sebagai sandera yang akhirnya jadi pasangan hidup dan beranak pinak di Salem. 

Dari keturunannya ada yang menikah dengan putri ambtenaar pribumi asal Pekalongan yang pintar membatik. Dan dimasa itu Salem dijadikan tempat pengungsian masyarakat dari Tegal sampai Pekalongan yang akhirnya memberi pengaruh pada corak batik Salem.

Batik Salem tidak hanya dikenal di Brebes atau Indonesia saja tetapi juga sampai ke mancanegara yang dibawa para migran care. Berbagai event yang menampilkan batik Salem beberapa kali di selenggarakan di JCC Jakarta seperti pagelaran dalam acara Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara (GWBN)  dan Trisakti Tourism Award termasuk di JIEX Expo Kemayoran dan Jakarta Fashion Week. . Di kancah internasional seperti di Malaysia dan Singapura beberapa dilakukan dan mengundang bupati Brebes Hj. Idza Priyanti hadir di event tersebut. 

Ditingkat lokal Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja yang membawahi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) membina dan memfasilatasi para pembatik untuk meningkatkan kualitas dan mutu batik Salem. 

Bahkan setiap tahunnya dibuatkan event lomba rancang busana dan pagelaran busana batik Salem. Bahkan pemerintah daerah Brebes menetapkan Baju Adat Brebesan dengan menggunakan Batik Salem sebagai bahannya. Ini merupakan bentuk perlindungan terhadap karya intelektual, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan melindungi warisan budaya tak benda milik Brebes. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun