Sebagai daerah pesisir kita semua harus memperhatikan kawasan tersebut dengan upaya pemulihan kerusakan ekosistem kawasan pesisir. Banyak lahan tambak yang tergerus abrasi, rusaknya kawasan hutan mangrove akibat alam atau kerusakan oleh manusia. Problematik musim hujan yang intens dibulan ini membawa dampak yang cukup luas seperti banjir.Â
Dampak banjir yang terjadi memberikan dampak positif dan negatif, disatu sisi endapan lumpur akan menjadi daratan baru untuk penanaman mangrove, disisi lain banyak pohon mangrove yang tumbang kena rob atau angin.
Program Mega Mangroce Centre nantinya sebagai pusat pembibitan pohon mangrove secara besar-besaran, yang akan mensuplay kebutuhan mangrove nasional. Senyampang dengan program tersebut Deswita Mangrove Pandansari, Kaliwlingi sedang mempersiapkan diri sebagai Kampung Bibit Mangrove dengan memanfaatkan halaman rumah warga sebagai lahan dan etalase pembibitan.
Dengan program penyemaian bibit mangrove sebanyak 100 juta batang pohon, akan menjadi program padat karya untuk masyarakat yang terdampak pandemi dan mengurangi angka pengangguran.
Kita semua sudah siap mulai dari tracking, edukasi, pameran , pembibitan dan pemberdayaan masyarakat. Termasuk nantinya produk turunan mangrove dan perikanan akan menjadi produk umkm unggulan dan akan mengisi pusat oleh-oleh di Mangrove Pandasari bekerjasama dengan Akubaper yang mewadahi pelaku umkm berbasis perikanan.
Program ini tidak berhenti disini saja tapi terus bergerak sehingga mencapai target seluas 150.000 hektar are kawasan mangrove. Mangrove Mega Centre menjadi satu program andalan KKP dalam pengembangan kawasan kawasan mangrove. Kerusakan hutan pesisir akan terselematkan dan masyarakat terlibat langsung dan diikutkan dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional. (*)
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)
#kombes-hutbrebes343
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H