Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahat Kenduri Seni Menutup Serangkaian Pagelaran Seni Virtual

16 November 2020   15:29 Diperbarui: 16 November 2020   15:54 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinbudpar menyelenggarakan pagelaran seni tradisi secara virtual, dimulai dari tanggal 13 November 2020. Setiap pagelaran mempunyai tema dan ciri yang berbeda, sehingga menarik perhatian masyarakat. 

Dari hari pertama menampilkan barongsai, genjring akrobatik, sendratasik dan pagelaran musik. Hari kedua pagelaran wayang kulit dan ketiga Rahat Kenduri Seni. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Penampilan perdana dibuka sajian gamelan santri yang menyuguhkan shalawat dan lagu tradisi. Digawangi nayaga anak-anak usia belasan tahun, namun kualitas musik terjaga dengan baik. Apalagi disajikan diatas Bukit Kupel, Taraban dengan pemandangan eksotik membuat sajian ini begitu indah dinikmati. 

Dok. Tangkapan fb Dinbudpar
Dok. Tangkapan fb Dinbudpar
Penampilan kedua tak kalah seru yang menampilkan cerita Kebo Winara dari Sanggar Elvista asuhan Elsya Ashanti. Kebo Winara yang diambil dari kejadian penemuan fosil di wilayah Bumiayu-Tonjong. Fosil Tomastodon dan fosil manusia purba yang berusia jutaan tahun sebelum masehi menjadi inti cerita. Apalagi disajikan seperti kabaret dengan kostum indah warna-warni. 

Dok. Tangkapan fb Dinbudpar
Dok. Tangkapan fb Dinbudpar
Teaterikal Puisi menjadi sajian yang unik dan menarik, bagaimana tidak? Puisi yang biasanya hanya dibacakan sambil berdiri kini dibaca sambil diberi visualisasi. 

Kolaborasi Mahbub Junaedi dan Jimmy menjadikan pembacaan puisi menjadi lebih teaterikal dan suguhan seruling. Intonasi suara yang berirama seiring serunai seruling dibawah hembusan angin bukit membuat kita takjub berkhitmat. 

Dok. Tangkapan fb Dinbudpar
Dok. Tangkapan fb Dinbudpar
Rasanya sangat pas motto Rahat Kenduri Seni, Membumi Bersama Seni. Kolaborasi yang indah antar talent, durasi yang pas sama sesi pergantian tema yang cantik. Kita seperti diaduk-aduk perasaannya, merinding dan berurai air mata. 

Bangga bahwasanya seni tradisi kalau dikemas serius akan menjadi suguhan epik. Kerjasama yang bagus antara Dinbudpar Brebes, pelaku seni, pemdes dan pengelola Bukit Kupel. Rasanya tak ingin beranjak kalau itu kegiatan seni virtual, salut dan bangga. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun