Pagi ini aku tak melakukan kesalahan seperti yang disiratkan pepatah kuno.Â
Aku bangun sebelum ayam jantan berkokok,Â
Aku bangun sebelum mentari pagi bertahta,Â
Tapi mengapa nasibku seperti Bandung Bondowoso yang diperdaya Roro Jonggrang?Â
Dinginnya embun juga tak kuhiraukan, Â apalagi lobang jalanan yang terdapat disana sini,Â
Tapi selalu ada aral yang menghalangi langkahku ke stasiun.Â
Tiba-tiba segerombolan peseda yang beriringan ke sawah sehingga langkahku pelan.Â
Ah... Selalu ada yang tak terduga dalam perjalanan.Â
Aku melangkah dengan tergesa hingga memasuki kota,Â
Lagi-lagi ada halangan yang menghadang.Â
Lampu merah yang memaksaku untuk berhenti, Â walau sepi tak ada petugas.Â
Dan..... Â Ketika kusampai di stasiun, Â kereta baru saja lewat.
Aku tertegun dan kukejar sampai stasiun berikutnya,Â
Tetapi memang nasib baik belum berpihak padaku,Â
Dengan langkah gontai kubiarkan kereta itu berlalu,Â
Aku tak kuasa menahannya, Â sambil kuremas tiket yang sudah tidak laku lagi,Â
Aku terduduk lesu sambil bergumam,Â
Kaligung, Â masih adakah kereta api yang akan membawaku ke Semarang???Â
Tegal, 24 September 2024
(KBC-54|Kompasianer Jateng|)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H