Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Angin Kumbang yang Dinanti dan yang Tak Bisa Dihindari

6 Agustus 2020   22:03 Diperbarui: 6 Agustus 2020   22:19 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung Kumbang dengan ketinggian 1.500 mdpl yang berada di Kecamatan Salem, merupakan salah satu gunung dari tujuh gunung yang berada di Kabupaten Brebes. Bahkan boleh dikatakan Gunung Kumbang pakubuminya Brebes. 

Berbagai cerita tentangnya berkembang di masyarakat baik keindahan, tradisi, sejarah bahkan sampai cerita mistis. Namun hal yang paling menonjol dari Gunung Kumbang adalah angin yang berhembus disetiap bulan Juli sampai September yang bersifat panas dan kering yang disebut angin kumbang. 

Angin Kumbang disebut juga angin fohn atau angin lokal atau  angin yang terjadi apabila ada gerakan massa udara yang menaiki suatu pegunungan dengan ketinggian lebih dari 200 meter. Seperti halnya angin fohn di daerah lain seperti Angin Bohorok,  Angin Gending dan yang lainnya, angin kumbang sangat ditunggu petani bawang merah. 

Angun kumbang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman bawang merah. Anginnya yang bersifat panas dan kering membuat daunnya tumbuh subur sehingga umbinya besar. Dan angin ini membuat petani bawang merah minim menggunakan pestisida karena mampu meminimalisir hama yang menempel pada tanaman bawang merah. 

Tetapi angin kumbang juga membuat kulit kering, bibir dan mata kaki pecah-pecah. Angin ini juga sangat dingin sehingga membuat badan menggigil. Warga sangat merasakan dinginnya angin mulai dari bada duhur sampai bada subuh. 

Bahkan suhu udara bisa sampai 10 derajat celcius. Baju tebal dan kopi menjadi sesuatu yang tak terpisahkan, bahkan untuk mandi masyarakat banyak menggunakan air panas. (KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun