Lebaran hari ketiga masyarakat sudah menyerbu nasi ponggol, Â antrean memanjang tampak dari halaman rumah. Â Mereka menunggu antrian sambil ngobrol cerita tentang lebaran.Â
Pembeli diberi nomer antrian secara lisan seperti mau antri sembako. Â Riuh rendah suara pembeli ketika penjual membungkus nasi minta didahulukan, membuat bingung penjual dan ramai suasana pagi ini.Â
![Dok. Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/26/img-20200526-065520-5ecc6ce6097f362fb929c652.jpg?t=o&v=770)
![Dok. Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/26/img-20200526-065936-5ecc6ba1d541df1d5b03f312.jpg?t=o&v=770)
![Dok. Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/26/img-20200526-071526-5ecc690f097f3623542f7b48.jpg?t=o&v=770)
Jualan pasca lebaran lebih ramai dari hari biasa, Â ratusan kilogram, Â puluhan bungkus mie keriting dan tempe dihabiskan membuat dia kewalahan dalam memasak dan melayani pembeli.Â
Walau hanya nasi berlauk oblok-oblok tempe dan mie keriting, Â tetapi sangat dinikmati. Selama puasa dan lebaran kita dimanja dengan makanan-makanan yang berat, Â disaat kembali menikmati nasi Ponggol rasanya nikmat sek sekali. Nasi ponggol juga menjadi incaran para perantau yang kini kembali untuk menikmatinya selagi di kampung. (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng|)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI