Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Prepegan, Sebuah Tradisi Menjelang Hari Raya

23 Mei 2020   19:41 Diperbarui: 23 Mei 2020   19:36 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu tradisi di daerah kami menjelang Hari Raya Idul Fitri,  yaitu Prepegan atau pasaran. Prepegan merupakan satu kegiatan atau pasaran yang menjual aneka kebutuhan dan pernak-pernik lebaran,  mulai dari pangan sampai sandang. Disamping itu juga dijual aneka keperluan ziarah seperti bunga sampai batu nisan.  Prepegan dilaksanakan dua hari menjelang lebaran dengan tingkat keramaian yang berbeda yaitu Prepegan Cilik dan Prepegan Gede. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Yang menarik dari prepegan adalah persiapan, barang yang dijual dan jumlah pengunjung dari berbagai pelosok. Para pedagang membuat lapak di sepanjang jalan raya mulai habis buka sampai menjelang sahur dan dilanjut persiapan dagangan selepas sahur. 

Selain persiapannya barang yang dijual juga unik salah satunya perlengkapan ziarah yang dalam istilah kami salawat dan pandan.  Daun pandan dan salawat jadi ciri khas dari prepegan karena hanya dijual saat moment ini. Pandan dirajang halus,  ditambah daun salawat dan kembang lainnya dibungkus daun. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Masyarakat tumpah ruah turun ke pasar untuk membeli kebutuhan lebaran. Mereka datang dengan memakai baju baru beraneka warna dengan muka yang ceria. Mereka datang berombongan sehingga seperti pawai dan pulang membawa tentangan yang sarat belanjaan. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Tetapi itu gambaran dulu sebelum covid-19 datang,  kini suasana prepegan seperti hari biasa tak ada lagi keramaian yang  bikin macet. Jalanan layaknya lapangan sepak bola,  nyaris sepi.  Pedagang yang berharap meraih untung terpaksa menahan diri. Pandemi membawa perubahan dalam perilaku masyarakat dan tradisi. (KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun