Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Byurrrrr... dan Pembeli Berhamburan Lari Menyelamatkan Diri

26 April 2020   13:44 Diperbarui: 26 April 2020   13:39 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa hari kedua cuaca begitu cerah membuat semangat yang berpuasa,  termasuk juga yang berjualan takjil di pasar tiap sore. Seperti biasa selama puasa ramadhan, depan pasar Sitanggal menjadi pusat kuliner dadakan.  

Segala kebutuhan makanan untuk berbuka puasa tersedia disini.  Disaat puncak keramaian pengunjung tepat pukul 17.00 wib,  tiba-tiba byurrrrr hujan turun dengan derasnya,  dan pembeli berlarian mencari tempat berteduh termasuk penjualnya. 


Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Romantika dan dinamika pedagang musiman jika musim penghujan tiba, selalu kalang kabut jika hujan tiba. Bukannya tidak diantisipasi, mungkin karena jangka waktu penjualan yang singkat cuma empat jam. Peneduh yang tersedia hanya untuk penahan panas bukan penadah hujan.  

"Sudah resiko berjualan seperti ini,  waktu yang terbatas,  pangsa pasar yang jelas dan terbatas.  Tetapi mau bagaimana lagi sudah resiko usaha, " kata Swempri pedagang chicken. 

Bagi penjual makanan yang harian mungkin tidak bermasalah,  tetapi pedagang musiman tentu bermasalah.  Mau diapakan kolak-kolak itu setelah buka puasa?. 

"Biasanya kalau tidak habis kami bagikan ke tetangga-tetangga atau diobral.  Ya mau bagaimana lagi resiko pedagang musiman, " kata Esti penjualan takjil. 

Semua sudah diatur yang maha kuasa,  kita sebagai umat hanya ikhtiar.  Hari ini kurang beruntung siapa tahu besok lebih untung. Harus selalu optimis dalam berusaha agar kita semangat dalam menjalani hidup. (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun