Tak ada pengorbanan yang sia-sia demi kebahagiaan orang tercinta.
Tidak ada yang salah berkorban setiap hari demi senyuman sang bunda.
Sudahkah kamu membuat senyuman di wajah orang tercinta hari ini?
"Bapak gak puasa dulu deh hari ini," ujar Suami pada istrinya. Istri dan Anak kemudian beranjak ke dapur menemui sang Ibu. "Suamimu mana?" tanya sang Ibu. "Gak sahur," jawab Istri yang taklain adalah anak sang Ibu. "Terus bapakmu? Bangunin sana," lanjut sang Ibu, sementara anaknya hanya menarik nafas panjang.
Di lain waktu, pada siang hari, Anak berlari ke luar rumah mendekati tukang jualan. "Panjiii ... ayo puasa," tegur sang Ibu yang juga merupakan neneknya Panji. Panji berhenti lalu berbalik masuk ke dalam rumah dengan kepala menunduk. "Kan laper, Bu," protes Panji pada ibunya. "Udah, kamu makan di belakang ya," jawab ibunya penuh kesabaran.
"Ajarin anakmu puasa," ujar sang Ibu pada anaknya. "Iya, Bu," jawab anaknya, lalu berbalik masuk ke dalam rumah. Adegan berikutnya adalah bagaimana sang Ibu bersama anak dan cucunya pulang berbelanja. Begitu banyak. "Sekalian buat lebaran," kata sang Ibu beralasan. Adegan terus berlanjut tentang ajakan tarawih dan belanja lebaran.
Hingga puncaknya adalah adegan Suami/Istri yang memutuskan membawa sang Ibu ke suatu tempat. Tempat yang mengejutkan bagi sang Ibu karena merupakan pemakaman umum. Di sana, sang Ibu bertanya, "Ini siapa?" sambil melihat sebuah makam yang mereka kunjungi. Anaknya pun menjawab, "Bapak tuh udah lama gak ada, Bu."
DUERRR!
Pada titik inilah saya tertegun. Iklan yang saya tonton tiga tahun lalu itu masih membekas dan begitu berkesan. Iklan yang sederhana namun begitu membekas. Hingga titik kulminasi dari iklan tersebut adalah adanya penjelasan ... ingatan ibu terhenti saat bapak meninggal ramadan tahun lalu. Sejak itu, buat ibu tiap hari adalah ramadan.
Ya, sang Ibu tidak salah meminta anak dan cucunya untuk sahur, puasa, tarawih, hingga membeli baju lebaran. Dan tempat untuk membeli baju lebaran adalah ... Ramayana. Iklan yang begitu tepat mengenai sasaran dengan adegan pembuka yang begitu menghujam ke hati. Ramayana adalah salah satu supermarket yang sudah terkenal untuk kelas menengah ke bawah.
Sebuah gebrakan yang luar biasa mengingat mereka jarang sekali mengeluarkan iklan yang begitu dalam maknanya. Biasanya kepala kita sudah sering disuguhi oleh iklan sirup untuk menunjukkan makin dekatnya bulan Ramadan. Dan iklan mereka makin dikuatkan dengan adegan, "Bu, datang lagi," sapa salah seorang SPG Ramayana.
WOW!
Itulah iklan bertema Ramadan yang paling berkesan buat saya pribadi. Tulisan ini kebetulan untuk diikutkan dalam ajang Lomba Blog Samber THR Kompasiana dengan tema Mystery Topic I. Sebenarnya masih banyak iklan-iklan lain yang begitu berkesan bagi saya, namun iklan Ramayana ini tetap menjadi juaranya. Mengapa?
Sejak wabah pandemi Covid-19 melanda Indonesia, begitu banyak sektor industri yang harus jatuh dan bahkan tutup operasionalnya. Paling sedih adalah mengetahui bahwa tetangga di depan rumah harus di-PHK, padahal ia telah bekerja di perusahaannya selama 20 tahun lebih. Dan kita semua tahu, adanya sebuah video karyawan Ramayana yang menangis dan saling berpelukan karena mengetahui bahwa mereka akan dirumahkan
izinkan sang waktu
berlalu menunggu
biarkan sepi ini
memudar hingga terang
sunyi adalah bunyi yang sejati
di antara semua nada dunia
Penggalan lirik di atas adalah lagu yang menjadi soundtrack dari iklan Ramayana tersebut. Lagu "Sunyi" yang dinyanyikan oleh Ef Loygara featuring Mian Tiara itu begitu pas dan tidak heran kalau masih membekas di hati ini. Iklan Ramayana yang berjudul "Bahagianya adalah Bahagiaku" itu ditayangkan di TV pada Ramadhan 1438 Hijriah.
Di kemudian hari, saya baru tahu kalau iklan tersebut di-upload ke Youtube pada 26 Mei 2017. Hingga saat ini view-nya sudah mencapai 6,6 juta. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah tayangan iklan. Konten iklannya, soundtrack lagunya, dan kondisi wabah pandemi saat ini, seolah-olah menyatu kembali dan menggambarkan semunya.
Kesedihan yang begitu mendalam. Membuat kita menjadi bertanya-tanya, "Apakah ramadan kali ini harus seperti ini?" Tidak bisa shalat tarawih di masjid. Tidak bisa shalat Jumat. Tidak bisa buka bersama di tempat umum atau di masjid. Wallahu'alam. Saya hanya ingat akan sebuah percakapan, bahwa pada titik inilah kesabaran dan keikhlasan kita semua diuji.
Jika kita lulus ujian, insya Allah akan ada senyuman pada esok hari yang cerah. Akan ada pelangi setelah hujan yang menderas. Sama seperti kesimpulan pada iklan Ramayana tersebut untuk menjadi alasan di balik senyuman dan kebahagiaan orang-orang yang kamu cintai. Bahagia itu adalah hak segala bangsa.[]
Jangan pernah berhenti membahagiakan orang yang kita cintai
karena itu ... KEREN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H