Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik

Tips Mudik agar Tepat Sehat dan Selamat di Jalan

28 Mei 2019   23:10 Diperbarui: 28 Mei 2019   23:32 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bang, nanti mudik gak?" tanya seorang kawan. "Insya Allah mudik," jawabnya singkat. "Mudik kemana?" Dia tertegun sesaat, lalu menjawab, "Sebenarnya gak mudik sih, lebih tepatnya mudak." Kawannya mengernyit, "Maksudnya?" Sosok itu tersenyum, "Kalau mudik kan pasti ke kampung halaman yang kesannya tuh di kota-kota kecil, sedangkan saya mudiknya ke Jakarta, ke kota metropolitan."

Ya, begitulah dialog yang sering dia lakukan setiap tahunnya. Tidak ada yang berbeda. Kalau dijawab 'mudik' pasti ditimpali 'itu mah bukan mudik'. Habis mau bagaimana lagi? Kampung halamannya memang di Jakarta meski kedua orangtuanya asli Madiun-Wonosobo. Panggilan 'Bang' pun disematkan karena rasa Jakartanya yang begitu kental. Ditambah lagi kakak dan adiknya menikah dengan orang asli Betawi.

INILAH RASA MUDIK KE JAKARTA?

Itulah mengapa sedari kecil dirinya tidak terlalu tahu bagaimana rasanya mudik ke kota-kota kecil yang biasanya berpusat ke arah timur dari Jakarta. Kalau dari Bandung ya tahunya banyak yang mudik ke Garut, Tasikmalaya, dan seterusnya. Hanya sekali dia mudik ke arah timur, itupun setelah berlebaran di Jakarta, balik lagi ke Bandung, lalu lanjut ke Cilacap dan akhirnya ke Jogja. Benar-benar perjalanan yang panjang.

Lalu bagaimana rasanya mudik ke Jakarta? Jelas istimewa. Mudik adalah tradisi umat Muslim di Indonesia dimana keluarga besar pada berkumpul di suatu kota yang biasanya tempat tinggal orang yang dituakan. Bisa orangtua atau kakek/nenek. Sosok itu berkumpul di Jakarta karena orangtuanya memang di sana, hingga kemudian sekarang telah tiada. Sebagai penggantinya, ada paklek/bulek di Tangerang.

Suasana berkumpul bersama keluarga besar adalah momen yang begitu istimewa, di mana pun tempat mudiknya. Kangen karena sudah lama takbersua dan kepada merekalah tempat kita semua bisa merasakan arti sebuah keluarga. Dan mudik ke Jakarta jelas lebih istimewa lagi. Jakarta di hari lebaran sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Sepi, lebih segar, dan entah mengapa terasa begitu ramah.

Pengalaman mudik yang paling berkesan selama pulang ke Jakarta adalah saat menggunakan motor dan kereta. Kebetulan saat itu dia baru memiliki motor (meski bekas) dan anak-anak masih kecil, sehingga diputuskan untuk ke Jakarta naik motor berempat melewati Jonggol. Barang-barang sudah dikirim duluan menggunakan travel, jadi yang ada di motor hanya manusianya saja. Perjalanan yang melelahkan.

Menjadi pengalaman yang berharga karena saat anak-anak kecapaian, segera berhenti sejenak. Dan setelah sampai di tujuan, tentu saja keuntungannya bisa berkeliling Jakarta untuk bersilaturahim plus jalan-jalan. Keluarga kecilnya bahkan menyempatkan diri berwisata ke Monumen Nasional (Monas) yang saat itu masih sepi dan bisa naik ke tugu emasnya. Naik motor di Jakarta yang sepi itu menyenangkan sekali.

Pengalaman kedua adalah mudik ke Jakarta dengan naik kereta. Benar-benar naik kereta terus hingga sampai ke Tangerang. Berangkat dari Stasiun Kiaracondong menuju Stasiun Jatinegara menggunakan KA Serayu. Lalu dilanjut dengan KRL ke Stasiun Duri dan pindah kereta untuk menuju Stasiun Tangerang. Setelah bersilaturahim, keluarga kecil mereka pun berjalan-jalan keliling kota Jakarta dengan kereta kembali.

JAGA KESEHATAN DAN KESELAMATAN SELAMA MUDIK

Dari pengalaman tersebut, sosok itu mencatat ada dua hal penting yang harus dijaga selama mudik. Menjaga kesehatan dan keselamatan. Tidak ada yang jauh lebih penting dari dua hal itu. Kalau tubuh sehat maka mudik akan berjalan dengan lancar dan menyenangnya, begitu pula kalau bisa selamat sampai tujuan, makin paripurnalah mudiknya. Begitu pula saat kembali ke Bandung, tetap sehat dan selamat.

Untuk menjaga agar sosok itu maupun anggota keluarganya tetap selamat saat perjalanan mudik, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Misalnya saja memastikan terlebih dahulu moda transportasi yang digunakan. Kalau transportasi umum, tentu akan lebih nyaman karena keselamatan sudah terjamin oleh perusahaan yang bersangkutan. Paling tinggal keselamatan barang-barang yang dibawa.

Jika harus menggunakan kendaraan sendiri seperti motor atau mobil, sudah pasti kelaikan kendaraan tersebut harus diperhatikan benar. Mulai dari bannya hingga mesin dan lain-lainnya. Gak heran kalau menjelang lebaran, bengkel menjadi laku keras. Setelah itu adalah perlengkapannya yang standar. Kalau naik motor, usahakan memakai helm yang sesuai SNI. Tambahkan juga list jaket, sarung tangan, dan masker.

Demi keselamatan dan kesehatan sosok itu saat perjalanan mudik, harus diperhatikan juga kapan waktu yang tepat untuk beristirahat. Biasanya sih kalau sudah melakukan perjalanan selama empat jam, lebih baik langsung istirahat dengan maksimal. Pilihlah tempat istirahat yang memadai dan ramai semisal rest area atau SPBU. Jangan lupa membawa bekal minuman untuk mencegah dehidrasi dan makanan secukupnya.

Kalau memang membawa kendaraan sendiri, maka perhatikan lalu lintas dengan baik dan lakukan berkendaraan dengan cara yang baik. Misalnya saja dengan menjaga kecepatan yang aman, tidak membawa muatan barang yang berlebihan, serta tidak ugal-ugalan. Tujuannya adalah sampai di tempat tujuan dengan selamat, bukan ingin cepat sampai. Patuhi rambu lalu lintas, ya. Dibikin simpel aja.

Sedangkan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat, selalu mempersiapkan diri dari sebelum berangkat. Kalau masuk angin, biasakan untuk mengonsumsi jamu tolak angin atau bisa menggunakan minyak angin. Jaga waktu istirahat selama perjalanan dan jangan memaksakan diri untuk terus berjalan saat tubuh sudah lelah. Kalau hujan atau panas menyengat, ada baiknya berhenti jika menggunakan motor.

Satu hal yang perlu dicatat dan sering tidak menjadi perhatian para pemudik adalah ... jaga kebersihan di mana pun berada. Saat perjalanan, saat beristirahat, saat ke kamar mandi, dan seterusnya. Kalau kita bisa menjaga kebersihan tentu akan membuat orang lain nyaman. Kalau orang lain bisa menjaga kesehatan, tentu akan membuat lingkungan menjadi bersih. Biasa tapi hasilnya bisa jadi luar biasa.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun