Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Meredam Marah ala Rasulullah SAW di Bulan Ramadan

26 Mei 2019   03:39 Diperbarui: 26 Mei 2019   04:11 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

\Marah selama masih batas wajar diperbolehkan, tetapi tidak boleh jika sampai menimbulkan dampak negatif. Rasulullah saw. sendiri memberikan teladan yang baik bagaimana jika beliau marah.

Rasulullah saw. marah karena beberapa hal, tetapi dapat dipastikan bahwa semua kemarahan beliau pasti berhubungan dengan kepentingan agama, bukan kepentingan pribadi. Marahnya beliau dapat dibedakan dari rona wajahnya, karena kulitnya sangat bersih. Bila marah, pelipisnya memerah. Bila marah dan saat itu sedang berdiri, ia duduk. Bila marah dalam keadaan duduk, ia pun segera berbaring.

Bila Rasulullah saw. sedang marah, takada seorang pun yang berani berbicara padanya, kecuali Ali bin Abi Thalib. Meski begitu, beliau sulit sekali marah dan mudah sekali memaafkan. 

Ali juga mampu mengatasi kemarahannya saat Perang Khandaq. Rasulullah saw. mengatakan, "Orang yang kuat bukanlah yang kuat dalam bergulat, tetapi mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Malik)

Pada bulan Ramadan kali ini, umat Muslimin tidak hanya diwajibkan untuk mampu menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga diminta untuk mampu mengendalikan amarahnya. 

Dalam riwayat Abu Said al-Khudri, Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhai." (HR. Ahmad).

Tahu gak sih kalau marah berlebihan itu memberikan dampak serius pada kesehatan seseorang? Ketika marah, tubuh seseorang akan melepaskan hormon-hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Jika terlalu banyak, hormon tersebut dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan masalah kesehatan. Pada saat marah, jantung terasa berdebar dan bernapas lebih cepat. Ini jelas tidak baik.

Sudah dijelaskan di atas bahwa Rasulullah saw. marah bukan kalau berurusan dengan agama. Misalnya saja beliau marah saat mendengar laporan bahwa dalam medan peperangan, Usamah bin Zaid membunuh orang yang sudah mengatakan "La Ilaha illallah". Beliau juga marah ketika salah seorang sahabat merayu agar beliau jangan memotong tangan seorang wanita yang mencuri.

Rasulullah saw. marah saat melihat seorang lelaki memakai cincin emas. Beliau lantas mencabut cincin lelaki itu dan melemparkannya ke tanah. Beliau marah mendengar aduan ada sahabat yang menampar orang Yahudi hanya karena mengagungkan Nabi Musa as. Beliau pun marah kalau umatnya taksegera melakukan kebaikan atau menangguhkan sesuatu yang seharusnya diutamakan.

Apabila harus marah kepada seseorang, Rasulullah saw. taklangsung menegurnya di depan umum. Beliau takingin menjatuhkan harga diri orang yang bersalah itu. Beliau juga tak 'bermain tangan' atau menyakiti fisik. Dalam kesaksian sang istri tercinta Aisyah, beliau takpernah sekalipun memukul wanita atau pembantu. Bahkan, ia takpernah memukul apapun, kecuali jika sedang berjihad. Subhanallah.

TIPS MENAHAN AMARAH ALA RASULULLAH SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun