WASPADAI STRUK TRANSFER PALSU
Ramadan, adalah bulan yang penuh berkah. Pintu surga dibuka dengan selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup rapat-rapat. Jin dan setan dibelenggu, namun bukan berarti tidak bakal ada kejahatan di bulan ini. Manusia berjiwa iblis masih berkeliaran. Kejahatan pun bertransformasi dari cara lama ke arah yang lebih modern lagi.
Kisah di atas adalah kisah yang sebenarnya terjadi di Indonesia, dengan penyamaran nama dan kota. Modus penipuan terhadap nasabah perbankan zaman sekarang tidak perlu lagi bertemu muka secara langsung atau dengan mengambil kartu ATM atau kartu kredit. Lewat teknologi, kejahatan bergentayangan melalui media sosial.
Modus kejahatan finansial perbankan semakin marak terjadi, termasuk saat ini, yaitu di Bulan Ramadan. Wajar saja, kebutuhan hidup makin tinggi. Belum lagi momen lebaran mendatang dimana ada banyak orang yang bakal mendapatkan rezeki durian runtuh melalui THR atau jalan lainnya. Kisah di atas adalah salah satunya.
Kisah lainnya yang marak terjadi adalah dengan 'hacking' akun media sosial. Setelah berhasil, biasanya penipu akan mengirimkan pesan pribadi bahwa dirinya membutuhkan dana. Penipu tersebut mengaku sebagai kawan lama yang butuh biaya. Atau lewat jalan telepon yang mengaku dari rumah sakit memberitakan ada anggota keluarga yang kecelakaan.
Penipuan lewat situs belanja online juga tidak sedikit. Wajah iblisnya bisa berada pada sisi pembeli atau sisi penjual. Sebagai pembeli, ia bakal mengaku telah membayar dengan mengirimkan foto struk transferan. Sebagai penjual, ia akan mengaku gagal kirim barang karena suatu hal, lalu mengirimkan foto struk trasnferan sebagai bukti pengembalian.
Hasilnya ... zonk. Nihil. Lalu, bagaimana caranya agar terhindar dari penipuan struk palsu ini? Sebenarnya mudah dan sederhana saja caranya, yang terpenting adalah jangan mudah percaya dengan kiriman foto struk transferan ya. Gak usah deh jadi seorang ahli desain grafis untuk melihat struk itu asli atau palsu. Cukup jadilah orang yang hati-hati.
Caranya adalah dengan (1) Mengajukan SMS notifikasi ke bank yang bersangkutan. Jadi kalau nanti ada foto struk yang katanya sudah ditransfer, tunggu saja ... ada gak tuh notifikasi SMS dari bank tentang transaksi tersebut. Tunggu beberapa menit atau satu hari. Gak usah buru-buru. Atau bisa juga dengan (2) Cek saldo via ATM atau mobile banking.
Santai sajalah. Aksi para penipu itu biasanya diburu-buru. Serba ingin cepat. Ini yang harus dikenali dan diwaspadai. Begitu pula kalau ada telepon yang mengaku-aku dari petugas bank. (3) Jangan pernah memberikan data berupa PIN alias Personal Identification Number kartu bank kamu. PIN itu adalah data pribadi yang harus dijaga kerahasiaannya.
Sooo ... selamat menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan ini. Beraktivitaslah seperti biasa dan bertransaksilah secara online dengan lebih berhati-hati lagi. Selalu pasang tanda 'warning' pada diri kamu di mana saja. Sikap waspada jauh lebih penting jika tidak ingin tertipu. Berdoalah pada Allah Swt. agar selalu terhindar dari marabahaya.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H