Jakarta. Meski itu adalah kota kelahiran sosok itu, tetap saja masih terasa asing. 18 tahun tinggal dan menghisap udaranya pada akhirnya lenyap karena merasa nyaman tinggal 21 tahun di Bandung. Akan tetapi, kenangan masa kecil di tepi pantai utara Jakarta begitu membekas. Tidak bisa digantikan dengan apa pun. Hmmm ... benar-benar pengalaman luar biasa bisa lahir, besar, berkawan para nelayan, membaur dengan lingkungan sekolah yang kadang harus tawuran sehingga 'terpaksa' membuang nama badge sekolah demi alasan keamanan tetapi tetap tidak masalah harus ke Terminal Senen buat mencari novel berseri Wiro Sableng, hingga menaiki beberapa metromini, kopaja, dan bus biasa/tingkat bernomor. Dan semua itu kini berubah.
Sosok itu lalu bertanya pada orang di sebelah, kemana bus itu akan berakhir. Ternyata di Dukuh Atas. Cek sebentar lewat peta dunia mayanya, posisi Dukuh Atas sudah dekat dengan tempat yang akan dituju. Pengalaman baru, lanjut saja. Trans Jakarta yang dinaikinya melewati Pramuka, Matraman, Manggarai, Pasar Rumput, hingga sampai Dukuh Atas. Halte terakhir itu posisinya pas di bawah Jl. Sudirman. Dia bisa saja langsung naik jembatan penghubung hingga masuk ke halte Sudirman lalu dilanjut bus yang menuju Blok M, tetapi dia memilih jalan kaki menyusuri trotoar. Dia memperkirakan jarak dari Dukuh Atas ke Hotel Grand Sahid kurang dari 5 km lagi. Bukan jarak yang jauh. Sejak terbiasa lari hingga 21 km dirinya sudah tidak terlalu peduli dengan jarak. Jalan kaki menjadi alternatif sehat, sekalian memperhatikan para pelaku pedestrian lainnya. Bismillah.
Pengalamannya menginap di hotel sudah tak berbilang. Dia bersyukur bisa merasakannya, dari berbagai kelas. Namun dari semua pengalaman menginap itu, tentu saja yang paling nyaman adalah kalau bersama teman-teman, tidak sendirian. Apalagi kalau mendapatkan teman sekamar yang cocok. Dijamin jauh lebih nyaman. Seperti itulah yang dialaminya saat akan menghadiri acara Kompasianival 2015 di Jakarta. Pihak panitia menyediakan penginapan yang dijamin kenyamanannya, plus dipilihkan seorang teman yang sudah klop kenyamanannya. Dan di sanalah sosok itu berada. Berdiri memandang kemegahan Hotel Grand Sahid di seberang, siap bertemu Mas Nuzulul dari Kompasianer Bonek Surabaya (Konek) yang sudah menunggu di Kamar 411.
Langit-langit yang tinggi, dengan ruang penyambut yang luas, begitulah ciri khas hotel berbintang 4 ke atas. Kelasnya begitu terasa. Pada langit-langit terdapat lukisan beberapa benda langit dan unsur/elemen yang ada di bumi di dalam lingkaran. Sebut saja matahari, bulan, bintang, api, tanah, laut, sungai, dan tanaman. Kurang lebih begitu, sedangkan pada bagian tengah terdapat bintang segi delapan yang melambangkan ke-8 unsur tersebut. Pada lingkaran luar ada nama-nama yang berasal dari bahasa Sansekerta. Secara berurutan ada surya, chandra, kartika, kisna, bhantala, samudra, tirta, dan dhahana. Setelah bertemu dengan resepsionis cantik dengan seragam hijau mudanya, tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan kunci cadangan setelah dipastikan Mas Nuzulul sedang keluar. Menaiki lift menuju lantai empat yang sepi, sosok itu kemudian mengucapkan salam saat memasuki kamar 411.
MAKAN ASYIK DI ANDRAWINA
Pagi yang segar, waktunya sarapan. Inilah seremonial standar kalau menginap di hotel berbintang. Mencoba mencicipi makanan khas hotel sambil bersiap-siap pergi ke acara Kompasianival 2015. Setelah menikmati tidur nyaman di Kamar 411 setelah peristiwa salah naik bus TransJakarta, sarapan pertama di Andrawina Restaurant begitu berkesan. Bersama Efi dan Mbak Avy yang tidur di kamar sebelah, mereka berempat langsung memilih meja segiempat yang terletak tepat di bawah pohon buatan. Pojok jamu jelas menggoda sosok itu hingga memesan minuman jahe sebagai pembuka. Begitu banyak macam hidangan yang dipersiapkan sempat membuat dirinya gamang, namun akhirnya pilihan segera dijatuhkan pada bagian roti-rotian dengan minuman berupa candil segar. Entahlah, pagi itu tidak membuat dirinya bernafsu untuk sarapan. Tambahannya pun hanya berupa buah-buahan saja.
Secara keseluruhan dia merasa puas bisa menginap di Hotel Grand Sahid Jakarta. Dirinya bisa beristirahat dengan nyaman bersama teman di Kamar 411 setelah berlelah-lelah di acara Kompasianival 2015. Hanya saja memang pancoran air di kamar tersebut tidak maksimal panasnya pada hari pertama. Dan kondisi tersebut sudah disampaikan ke pihak hotel hingga diperbaiki pada hari kedua. Laporan yang segera direalisasikan perbaikannya dengan cekatan. Salut. Sajian koran di pagi hari juga semakin melengkapi pagi di hari Minggu.