Pagi ini tepatnya tanggal 30 Desember 2022, saya terkejut kala notifikasi Instagram dan Facebook tiba-tiba muncul. Kali ini bukan notif yang berisikan info selebriti atau hal viral nan membosankan yang biasa hadir khas dari Indonesia. Melainkan pemberitahuan duka bahwa Pele meninggal dunia.Â
Kabar duka yang begitu mengejutkan, bahkan ayah saya pun ikut terkejut mendengar kabar duka tersebut. Mungkin untuk sebagian orang yang tak menyukai sepakbola, terdengar aneh jika kita kaget atau bahkan ikut merasakan sedih mendengar meninggalnya Pele. Siapa dia, apa pengaruhnya bagi dunia?
Kehidupan dan Istilah julukan"Pele"
Edson Arantes do Naschimento atau akrab yang disapa Pele, adalah pesepokbola Brazil yang lahir tepat 82 tahun yang lalu atau tepatnya pada 23 Oktober 1944. Pele kecil dibesarkan oleh kedua orang tuanya di Tres Coracoes, di negara bagian Minas Gerais beberapa mil dari barat laut Kota Rio de Janeiro. Lahir sebagai anak pertama dari keluarga Dondinho. Setelah lahir, Pele sempat mendapatkan julukan dari orang tuanya dengan sebutan "Edison" yang terinspirasi dari seorang penemu Thomas Edison atau familiar kita mengenalnya dengan Thomas Alva Edison.  Pele selama kecil mendapatkan dua julukan yakni Dico dan Pele, Dico sendiri memiliki arti anak prajurit.
Ayah Pele, juga dikenal sebagai Dondinho dianggap oleh banyak orang sebagai pejuang di lapangan. Dia adalah pesepakbola yang dikenal pemberani. Nama panggilan "Pele" berasal dari teman sekelasnya di sekolah. Pele adalah tipe bahagia yang tidak keberatan jika teman-temannya mengganggu dan mengejeknya di sekolah. Bahkan dalam banyak sumber mengatakan jika Pele hanya tersenyum walau dalam keadaan ia sedang diganggu oleh teman-temannya. Alasan mengapa teman-temannya mengejeknya adalah suatu ketika kata Pele digunakan untuk mengucapkan nama kiper lokal klub Vasco da Gama favoritnya Empedu yang berarti "tumpukan". Cara pengucapan yang salah itulah yang menjadi sebab mengapa kata Pele digunakan sebagai nama panggilan bagi Edson Araentes muda.
Sejak saat itulah nama Pele begitu melekat dan dikenal secara luas. Tumbuh dengan segala kekurangan dan keterbatasan justru menjadikan ia anak yang kuat dan begitu mandiri yang kita kenal hingga saat ini.
Kemiskinan, Motivasi, dan KecintaanÂ
Pele dilahirkan dari keluarga yang memang terkenal kurang mampu. Bahkan banyak sumber mengatakan jika waktu Pele masih  muda ia tak pernah merasakan uang saku yang cukup hanya untuk membeli sebuah bola. Sebagai seorang anak laki-laki, pele mud sadar betul akan kesulitan yang dialami oleh kedua orang tuanya. Tak ada yang bisa menghalanginya dalam hal mencintai dan memainkan sepakbola. Pernah suatu ketika, ia hanya bermain sepakbola hanya dengan menggunakan kaus kaki yang dalamnya telah diisi tumpukan kertas karena ketidakmampuannya membeli sebuah bola.Â
Akibat hidup dalam kesulitan itulah, Pele rela mengambil berbagai pekerjaan sampingan untuk mendapatkan uang tambahan yang akan ia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Awal mula kecintaan dan hobi sepakbola diturunkan kepada Pele adalah berasal dari sang ayah yang memang merupakan seorang pemain amatir di masa mudanya.Â
Tak butuh waktu lama bagi Pele untuk berkembang. Ia merasakan bahwa ada bakat yang luar biasa yang tak banyak dimiliki anak seusianya dalam hal sepakbola. Mulai dari situ, ia serius memainkan si kulit bundar. Bermain di dalam ruangan, lapangan luas, di jalanan, dan di manapun ia suka.Â
Kecintaannya kepada sepakbola kian tumbuh, terutama saat melihat bagaimana sang ayah yakni Joao Ramos do Naschimento melatihnya dengan sabar dan tulus. Saat itu, sepakbola memang belum setenar di era modern ini yang mampu menjanjikan banyak pundi-pundi uang. Namun, sang ayah Pele percaya bahwa sepakbola adalah masa depan paling cerah untuk si Pele kelak.
Mutiara Hitam Dari, Oleh, dan Untuk Brazil
Sejarah mencatat, bahwa karir legendarisnya Pele telah  mencatatkan rekor dunia yakni 1.279 gol untuk klub dan negara antara tahun 1956 dan 1977, termasuk 77 gol dalam 92 penampilan untuk Timnas Brazil. Walau masih dipertanyakan karena gol tersebut juga dihitung termasuk penampilan Santos dalam laga persahabatan. Total yang tercatat, pele telah mencetak 757 gol dalam 831 pertandingan yang dimainkan sepanjang karir sepakbolanya.Â
Pele memulai karir klubnya saat berusia 15 tahun bersama Santos pada 1956 dan melakukan debut untuk timna Brazil satu tahun berikutnya. Pemain yang total telah berkarir selama 18 tahun untuk Santos FC tersebut juga telah banyak mencatatkan banyak prestasi emas dalam sepakbola dunia.Â
Ia memulai karir besarnya dengan menggunakan nomor 10 yang ikonik tersebut  pada Piala Dunia tahun 1958. Sebagai seorang remaja, ia membuktikan kelasnya dengan berhasil mencetak hatrick di semifinal melawan Prancis dan kemudian menambahnya dengan dua gol di partai final guna memastikan trofi piala dunia pertama Brazil di ajang piala dunia.Â
Pada piala dunia Swedia 1958 tersebut pula, nama Pele kian harum dan ia dikenal sebagai pemain termuda, pencetak gol terbanyak, pencetak hatrick pertama di ajang piala dunia, pemenang dalam sejarah kompetisi, Â dan gol pertama yang ia cetak melawan Swedia di partai final dianggap sebagai salah satu catatan teristimewa dalam sejarah sepakbola dunia.
Sepanjang  keikut sertaanya, pele telah memenangkan tiga piala dunia yang bahkan hingga saat ini belum dipecahkan oleh pemain manapun di dunia. Ia tercatat telah memenangkan gelar terbesar dalam sepakbola tersebut pada 1958, 1962, dan 1970.Â
Cepat, Tangkas, Unik, Dan Jenius
Ada banyak hal unik yang hingga saat ini dicatat dari seorang Pele. Beberapa di antaranya ia dikenal sebagai pemain Santos yang berusia 15 tahun yang mampu mencetak empat gol dalam satu pertandingan melawan Corinthians. Pele telah mencatatkan rekor hatrick sebanyak 129 kali hatrick sepanjang karirnya.Â
Berikutnya, banyak dari sebagian dari kita yang mempertanyakan katanya pemain terbaik dunia masa juara liga champions aja tidak pernah. Jawaban mengapa Pele tak pernah menjuarai Liga Champions adalah bahwa Pele memang tak pernah sekalipun merasakan berkarir di kompetisi benua eropa. Sebagai pesepakbola, Pele memang memiliki cinta, dedikasi, dan pengabdian yang tinggi kepada Brazil. Itulah mengapa ia menghabiskan karir monumentalnya selama 18 tahun lebih hanya untuk membela Santos dan Newyork Cosmos.Â
Bagi anda yang ingin sedikut bernostalgia dengan aksi-aksi heroik Pele dalam pertandingan sepakbola melalui gol-gol indahnya berikut tautannya.
Kini Pele telah tiada, namanya dan kenangannya, serta dedikasinya dalam sepakbola akan selalu dikenang. Semua pesepakbola modern saat ini memang telah merasakan magis dan keteladannya di lapangan mulai dari pengalaman ceritanya, pertandingannya dari layar video Youtube, maupun rekaman pertandingan dari arsi FIFA.Â
Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Â Neymar, Mbappe, Bale, Ramos, Iniesta, Ricardo Kaka, hingga pesepakbola di Indonesia pun mengucapkan salam perpisahan terakhir dan ucapan duka nan tulus pada 30 Desember tahun ini.
Selamat Jalan Legenda, Senyum khasmu akan selalu kami ingat sepanjang 82 tahun kehidupanmu.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H