Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pulau Kumala Kutai Kartanegara: Dulu Gahar, Sekarang Terlantar?

9 Desember 2022   16:30 Diperbarui: 9 Desember 2022   16:30 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri-salah satu tempat yang terendam air mahakam)

Lalu apa sebenarnya yang menjadi penyebab terbengkalainya tempat wisata Pulau Kumala di Kutai Kartanegara tersebut?

Pandemi Covid-19

(Dokpri-salah satu sarana wisata pulau Kumala)
(Dokpri-salah satu sarana wisata pulau Kumala)

Tak dapat dipungkiri dan ditepis bahwa pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2020 lalu memang telah menghancurkan dan meluluhlantahkan beberapa sektor kehidupan masyarakat. Mulai dari ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, hingga pariwisata juga tak luput dari imbas buruk pandemi Covid-19. 

Akibatnya, beberapa tempat wisata harus rela ditutup oleh pemerintah selaku pengelola agar dapat membantu pemerintah dalam menekan laju penyebaran wabah tersebut. Kurang  lebih dua tahun Pulau Kumala ditutup aksesnya untuk umum. Bahkan warga lokal sendiri tak diperbolehkan untuk datang bertamasya ke sana. 

Dampak dari penutupan tersebut, tempat wisata Pulau Kumala menjadi tak terurus dan beberapa fasilitas atau sarana hiburan juga rusak. Yang lebih parah, pulau Kumala kini sudah tak terlihat sebagai tempat rekreasi  lagi melainkan seperti pulau kosong tak berpenghuni.

Pengelolaan dan Perawatan yang tak optimal

(Dokpri-salah satu tempat yang terendam air mahakam)
(Dokpri-salah satu tempat yang terendam air mahakam)

Minimnya pengelolaan dan perawatan yang baik dari pemerintah terkait atau pengelola tempat wisata tersebut menjadi salah satu penyebab terbengkalainya salah tempat wisata di Tenggarong dengan luas hampir 76 hektar tersebut. 

Melansir dari MediaKaltim.co.id, Sub Koordinator Daya Tarik Destinasi Wisata, Dinas Pariwisata Kukar, Hetty menyatakan bahwa, beberapa tahun lalu, Pulau Kumala menjadi salah satu objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pada 2019, ia menyebut, jumlah pengunjung pulau ini mencapai 10.318 orang. Dari kunjungan itu saja, Pemkab Kukar selaku pengelola Pulau Kumala mampu meraup omzet hingga Rp 1 miliar.

Akan tetapi, setelah pandemi melanda dan tempat wisata Pulau Kumala ditutup selama dua tahun. Tempat wisata tersebut mendadak terbengkalai. Yang lebih parah, tak adanya pengelolaan dan penanganan lanjutan dari pemerintah terkait perawatan tempat wisata tersebut menjadi penyebab utama dari rusaknya beberapa sarana di tempat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun