Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Mengasah Daya Imajinasi Peserta Didik?

12 Oktober 2022   07:08 Diperbarui: 12 Oktober 2022   10:24 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menyanyi bersama di kelas 10 menit setelah refleksi pelajaran (Dokumentasi pribadi)

Menjadi seorang guru tentunya merupakan bagian dari profesi yang mulia dan harus dijalankan secara tanggung jawab. Maka dari itu, bekerja atau memulai langkah berkarir menjadi seorang pendidik atau guru diperlukan banyak inovasi, gagasan, kreativitas, keahlian, ataupun keluwesan dalam pelaksanaan proses didaktik di ruang kelas. 

Salah satu hal yang dianggap perlu untuk diterapkan dan diajarkan selama berlangsungnya proses belajar mengajar adalah mengasah dan meningkatkan daya imajinasi peserta didik. 

Ada banyak teori yang menyatakan tentang apa yang dimaksud dengan daya imajinasi. Salah satunya pernah dikemukakan oleh Albert Einstein yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia menyatakan bahwasanya imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Karena pengetahuan terbatas pada semua yang sekarang kita ketahui dan pahami, sementara imajinasi mencakup seluruh dunia, dan semua yang akan pernah ada untuk diketahui dan dipahami.

Pendapat lain juga disampaikan Imanuel Kant (1724-1804) yang menyatakan bahwa, imajinatif merupakan kemampuan untuk menyempurnakan semua objek yang tidak lengkap dari panca indra. Selain itu, Kant juga berpendapat jika imajinatif adalah bagian dari proses berpikir dengan tujuan untuk menghidupkan kembali persepsi-persepsi sebagai gambar-gambar, mengubah dan menyusunnya ke dalam pola-pola atau kesatuan baru.

Berdasarkan teori di atas, dapat kita pahami jika proses pembelajaran imajinatif merupakan suatu proses berpikir dan membayangkan suatu konsep dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran umum dan kerangka pemikiran sebelum divisualisasikan atau disimboliskan dalam bentuk gambar, tulisan, tayangan, maupun karya-karya lainnya yang menarik.

Dalam prosesnya, daya imajinatif dimaksudkan agar setiap tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di kelas dapat di selesaikan dengan cara merangsang daya pikir agar menghadirkan sebuah solusi yang tepat guna. 

Misalnya, ketika kita ditanya tentang piramida atau nama sebuah negara yakni Indonesia. Yang akan muncul dalam benak kita antara lain bentuk piramida yang ada di Mesir, atau kita juga akan tersugesti jika ditanya tentang Indonesia yang muncul adalah warna merah dan putih, demo reformasi, sosok Soekarno ketika membacakan proklamasi, pakaian adat, Pulau Komodo, Monas, Jakarta, dan lain sebagainya. Ke semua contoh tersebut termasuk ke dalam daya imajinatif kita sebagai manusia ketika membayangkan suatu hal atau objek tertentu.
Lalu bagaimanakah langkah yang bisa kita terapkan dalam mengasah daya imajinasi anak atau peserta didik di kelas?

Bercerita

Ilustrasi dari poskata.com
Ilustrasi dari poskata.com

Bercerita kepada peserta didik dan melontarkan beberapa pertanyaan pemantik mungkin menjadi salah satu cara yang dapat digunakan dalam membantu anak agar dapat mengasah daya imajinatifnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun