Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Menjadi Guru yang Tidak "Manja" Namun Tetap Menyenangkan

10 Oktober 2022   07:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   15:32 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengadakan tes sambung kalimat, tepuk tinggi rendah, bermain pancasila lima dasar versi mata pelajaran, atau membuat kombinasi gerakan bersama adalah beberapa ice breaking yang dapat diterapakan di kelas. 

Jika kita sebagai guru telah terbiasa melakukan ice breaking 15 menit sebelum mata pelajaran dimulai, bukan tidak mungkin antusiasme pesera didik dalam belajar akan lebih meningkat.

2. Akrabkan Peserta Didik dengan Buku bacaan

Tidak semua sekolah memiliki sarana komputer dan internet yang memadai namun semua sekolah pasti memiliki buku bacaan yang tersedia di perpustakaannya masing-masing. 

Di situlah kebijaksanaan dan keputusan kita sebagai guru dalam mengarahkan siswa agar lebih mencintai buku bacaan menjadi sangat penting. Mengajak anak terlibat aktif dalam diskusi di kelas, menelaah isi suatu cerita dengan seksama, membuat desain mading dari bahan guntingan koran, dan membiasakan kegiatan literasi bagi peserta didik adalah hal positif agar lebih membiasakan kita sebagai guru untuk tak membisakan anak bermain gadget/gawai.

3. Membiasakan Peserta Didik Tampil Di Kelas

Sebagai guru kita dituntut untuk dapat memfasilitasi bakat dan minat dari peserta didik. Termasuk peserta didik yang memiliki kualitas atau kelebihan dalam hal berbicara di depan umum. Dengan bakat yang dimiliki tersebut, peserta didik dapat kita bimbing untuk dapat tampil dalam hal membaca atau berliterasi sastra maupun teks informasi di depan rekan-rekannya di kelas. 

Membiasakan anak tampil di depan kelas, akan semakin meningkatkan kepercayaan dan motivasi belajar peserta didik di kelas. Dengan begitu, kita akan mudah mengorbitkan bakat peserta didik dalam pentas atau kompetisi akademik maupun nonakademik.

4. Mampu Memposisikan Diri Tak Hanya Sebagai Guru

Kita di sekolah yang berprofesi sebagai guru tentunya tak hanya sekedar datang mengajar saja di dalam kelas. Namun lebih dari itu, sebagai guru kita juga harus dapat memposisikan diri sebagai orang tua di sekolah, teman, atau bahkan rekan dalam proses belajar-mengajar yang berlangsung di kelas. 

Berdiskusi, saling sharing, bercanda, hingga berkolaborasi dalam hal membuat sebuah karya atau projek yang telah direncakan akan menjadi sebuah proses didaktik yang menyenangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun