Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Seperti Apakah yang Anda Favoritkan di Kelas?

5 September 2022   07:00 Diperbarui: 5 September 2022   07:16 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri, suasana mengajar di kelas VII-7/SMPN4Samarinda)

Menjadi seorang guru bukan saja sebatas profesi semata melainkan juga menjadi sebuah pengabdian terhadap bangsa dan negara. Jika mengacu pada kata guru yakni berarti "digugu dan ditiru", tentu sebagian dari kita mempercayai bahwa menjadi guru perlu menjadi contoh (teladan) dari segala perilaku dan ucapan selain tingkat kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru terutama saat mengajar di kelas. 

Sosok guru selain menjadi sebagai teladan bagi para peserta didik di sekolah juga menjadi pionir bagi terlaksananya inovasi dalam proses keberlangsungan di satuan pendidikan.

Menurut KBBI (2005), kata profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan lain sebagainya) tertentu. Sementara itu Sudirman (2009) berpendapat, secara umum profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam kegiatan yang bermanfaat. 

Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa pada hakikatnya profesi selain dijadikan sebuah jalan untuk meraih kesuksesan dan rutinitas juga diperlukan sebuah keterampilan serta beberapa kompetensi yang diperlukan. Maka dari itu, seorang guru diharuskan untuk senantiasa dinamis dan memiliki komitmen berkelanjutan dalam hal belajar, berlatih dan mengeksplorasi pengetahuan dan lain sebagainya. 

(Dokpri, suasana mengajar di kelas VII-7/SMPN4Samarinda)
(Dokpri, suasana mengajar di kelas VII-7/SMPN4Samarinda)

Saat kita bersekolah dulu, tentu sebagian dari kita mengidolakan beberapa guru yang tentunya masing-masing memiliki kemampuan dan gaya mengajar yang berbeda. Mulai dari penampilan, kemampuan penguasaan kelas, kualitas pengajaran yang variatif, cara menarik minat peserta didik yang baik, dan masih banyak lagi. 

Tentu semua kriteria guru tersebut menjadi penarik minat peserta didik dalam menentukan siapa guru favorit ketika di kelas khususnya dalam belajar. Lantas,  guru seperti apakah yang difavoritkan peserta didik di kelas?

Guru (Si paling Formal)

Guru tipe berikut biasanya lebih mengutamakan pemahaman konseptual sebelum mempraktikkan apa yang telah dipelajari di kelas. 

Peserta didik biasanya diharuskan memelajari dengan seksama buku yang telah diberikan dan ketika guru tersebut mengadakan tes atau ujian, jawaban yang dituliskan untuk menjawab soal pun juga harus sesuai dengan apa yang ada di buku ajar. 

Tentu hal tersebut, berdampak kurang baik bagi siswa. Siswa akan merasa terbatas dalam hal mengeksplorasi pengetahuan dan ia akan terbiasa untuk sekedar menghapal bahan bacaan bukan memahami secara nalar.

Guru Penyabar

Guru penyabar adalah mereka yang biasanya mampu memahami dan memaklumi keterbatasan siswa dalam beberapa hal di kelas. Misalnya ada anak yang kebetulan belum bisa membaca, maka si guru akan dengan sabar memberikan pendampingan dan berusaha menyediakan waktu tambahan untuk dapat melatih anak agar bisa membaca.

Guru Kreatif

Guru yang kreatif biasanya lebih disukai oleh banyak siswa di kelas. Guru yang kreatif merupakan guru yang mampu menentukan dan memilih bagaimana sistem pengajaran dan metode yang tepat yang cocok digunakan di kelas. 

Ia biasanya akan mengadakan observasi terlebih dahulu, menyebarkan angket dan memberikan arahan kepada siswa untuk mengisi. Setelah itu jawaban dari siswa akan dianalisis guna ditentukan apa metode dan bahan ajar yang tepat dipergunakan bagi peserta didik di kelas. Selain itu, guru kreatif juga biasanya akan menyediakan games atau permainan seru sebelum memulai mengajar di kelas agar siswa antusias ketika di kelas.

Guru Humanis 

Guru tipe ini biasanya lebih menekankan pada pendekatan kepada peserta didik secara humanis. Sang guru akan berusaha memahami siswa yang memiliki masalah dalam hal belajar guna diberikan pendampingan khusus.

 Guru seperti ini dibutuhkan di kelas agar siswa tak mengalami kesulitan dalam menyampaikan permasalahan. Karena pada sejatinya, guru selain dianggap sebagai transfer siswa juga harus mampu menjalankan perannya sebagai fasilitator bagi peserta didik di kelas. 

Guru humanis juga biasanya mampu menempatkan dirinya bukan hanya sebagai orang tua di sekolah, melainkan juga sebagai sahabat bagi peserta didik yang memiliki masalah dalam belajar dan mereka yang membutuhkan tempat bercerita.

Guru Homoris (Penuh Canda)

Guru ini sering dianggap negatif oleh sebagian orang. Tapi, bagi siswa di kelas guru seperti ini begitu dibutuhkan. Mengapa demikian, karena siswa yang terbiasa belajar dengan situasi yang santai khususnya pada saat memelajari mata pelajaran yang terkesan sulit semisal matematika, ipa, dan lain sebagainya membutuhkan hiburan yang mampu membangkitkan gairah dan motivasi dalam belajar. 

Selain itu, guru yang humoris juga dapat menjadikan siswa tak terbebani dengan beban  mata pelajaran yang terkenal sulit untuk dipahami. Bagaimana menurut anda?? Sudah homoris kah anda di kelas selama ini?

Guru Killer 

Guru bertipe klasik ini sering dikatakan sebagai guru yang menakutkan oleh sebagian peserta didik. Biasanya, siswa akan parno dan merasa ketakutan jika sudah bertemu atau berhadapan dengan guru bertipe killer tersebut. 

Maksud dari killer sendiri bukan berkonotasi pada pembunuh, melainkan guru tersebut diibaratkan kejam, sering menghukum, kurang senyum, dan sering mempermasalahkan siswa yang memiliki sedikit kesalahan pada saat jam pelajaran berlangsung di kelas. Semoga anda yang membaca artikel ini tidak termasuk guru killer ya!

Guru Perfeksionis (kalo sudah A ya A!)

Guru bertipe perfeksionis ialah guru yang senantiasa memiliki sifat idealis yang begitu besar. Biasanya, guru seperti ini lebih mengutamakan kesamaan persepsi dan cenderung mementingkan egonya daripada pertimbangan lain. 

Misalnya, ketika sedang memberikan tugas di kelas, guru tipe tersebut tak akan memberikan toleransi kepada siswa yang memiliki sedikit kekurangan atau kesalahan dalam pengerjaan tugas walaupun kesalahan tersebut tak sering dilakukan. 

Guru bertipe ini kurang cocok untuk anak yang memiliki keterbatasan dalam hal memahami materi di kelas. Selain dapat membebani siswa yang memiliki keterbatasan, juga dapat menyebabkan disparitas antar beberapa murid serta kepedulian sosial di kelas berkurang. 

Guru seperti ini biasanya menuntut anak untuk senantiasa sempurna dalam hal performa di kelas sehingga guru tersebut akan membanggakannya walau hanya sedikit siswa yang berhasil di kelas tersebut.

 Itulah beberapa tipe guru yang mungkin menjadi gambaran atau pengalaman beberapa orang ketika dulu pernah menempuh bangku sekolah. Bagaimana menurut anda? Guru sepeti apakah anda ketika di kelas?

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun