Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Pengasingan dan Sekelumit Kisah tentang "Mereka" yang Termarginalkan di Indonesia

31 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 31 Agustus 2022   09:01 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.semedan.com/2016/08/rumah-pengasingan-soekarno-di-parapat.html)

Pria kelahiran Padang Panjang, 5 Maret 1909 ini pernah menjalani proses pengasingan pada tahun 1934 hingga 1942. Pada periode tersebut, ia dikenal dan pernah menjalankan segala aktivitas politik bersama PNI dan bermitra dengan kompatriotnya yakni Mohammad Hatta. Namun pada saat Jepang datang, Sjahrir pun dibebaskan. Pada November 1945, ia pernah ditunjuk sebagai perdana menteri dan pada periode itu pula ia sering diamanahkan untuk memimpin Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, pada Desember 1949.

Tan Malaka (Naar de Republik)

(https://www.dw.com/id/tan-malaka-hantu-republik-yang-tak-bisa-digebuk/a-38997424)
(https://www.dw.com/id/tan-malaka-hantu-republik-yang-tak-bisa-digebuk/a-38997424)

Kisah awal dari seorang tokoh kelahiran Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1987. Ia kembali di Indonesia setelah mampu menyelesaikan masa studi dari Belanda. Namun, setelah kembalinya dari Belanda, Tan Malaka yang terlibat aktif dalam berbagai kegiatan aksi buruh ia diasingkan ke Belanda pada 1922.

Walau terkenal dengan ragam kontroversi dan mengalami pengasingan selama kurang lebih 20 tahun, Tan Malaka mampu menjadi pionir dari tergagasnya sebuah konsep negara republik bagi Indonesia. Hal tersebut tertulis dalam buku karyanya pada tahun 1925 yang berjudul "Naar de republik".

Pangeran Diponegoro

(https://www.liputan6.com/news/read/4979750/sederet-hobi-dan-fakta-mengejutkan-kisah-pangeran-diponegoro)
(https://www.liputan6.com/news/read/4979750/sederet-hobi-dan-fakta-mengejutkan-kisah-pangeran-diponegoro)

Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwono III, raja ketiga kesultanan  Yogyakarta. Pangeran Diponegoro pernah mengalami proses pengasingan lantaran menentang pemerintahan Kolonial Belanda. atas dasar sikapnya yang menentang pemerintahan Kolonial Belanda tersebut, ia justru berhasil mendapatkan simpati dan dukungan rakyat. Belanda harus membayar mahal perlawanan Diponegoro karena belasan ribu tentara tewas dan mereka juga mengalami kerugian 25 juta gulden atau setara U$2,2 miliar saat ini. 

Ki Hadjar Dewantara (Bapak Pendidikan Indonesia)

(https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/15/141350179/ki-hadjar-dewantara-kehidupan-kiprah-dan-semboyannya?page=all)
(https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/15/141350179/ki-hadjar-dewantara-kehidupan-kiprah-dan-semboyannya?page=all)

Diasingkannya Ki Hajar Dewantara ke Belanda pada September 1913. Sempat direncanakan akan diasingkan ke Pulau Bangka bersama dua orang sahabatnya yakni Eduard Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo yang dibuang ke dua tempat berbeda mereka justru dipindahkan ke Belanda. Terjadinya peristiwa pengasingan tersebut, diakibatkan karena protes dari Ki Hadjar terkait perayaan Belanda atas keberhasilannya meraih usia satu abad kemerdekaan Belanda. Singkat cerita, kritik pun dilayangkan ke pihak Belanda melalui tulisannya di sebuah surat kabar yang berjudul Als ik een Nederlander Was. Selama menjalani kegiatan pengasingan tersebu, Ki Hadjar berhasil mencetuskan sebuah filosofi pendidikan among yang hingga saat ini digunakan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun