Saat ini bermain game online mungkin menjadi suatu komoditas yang justru sudah melebihi hobi sekalipun yang dimiliki oleh seseorang.Â
Lebih dari itu, jika kita sedikit bersumsi tentang mengapa bermain game online menjadi suatu hal yang menyenangkan, mungkin akan sama jika kita menganalogikan suatu produk game online dengan sebungkus rokok yang sama-sama dapat menyebabkan kecanduan bagi seseorang yang telah mencobanya.Â
Dilansir dari We Are Social, khusus negara Indonesia saja, mereka mengeluarkan suatu data yang menempatkan negara Indonesia di urutan ketiga di dunia sebagai negara dengan pemain game online terbanyak.Â
Secara rinci, laporan tersebut mencatat ada 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia telah memainkan video game per Januari 2022.
Berdasarkan data tersebut, tak dapat dipungkiri jika Indonesia telah menjadi salah satu pasar industri game terbesar di dunia. Terutama game mobile atau permainan video yang dimainkan melalui telepon seluler, komputer tablet, ataupun konsol.Â
Game online seperti, Pes Mobile, Fifa 2022, Dota, Point Blank, PUBG, Mobile Legends, COC, FreeFire, dan lain sebagainya telah menjadi barang yang wajib ada dan harus dimainkan ketika ada waktu luang maupun dalam keadaan sibuk sekalipun.
Di SMP Negeri 4 Samarinda, saya sering mengamati dan bahkan menanyakan tentang pamor atau reputasi game online di kalangan siswa atau siswi bahkan juga di kalangan Pendidik/guru.Â
Hal yang kontradiksi atau berlawan justru terjadi dengan begitu nyata misalnya, 3-5 orang dari total 10 guru masih menganggap bermain video game hanyalah perbuatan yang tak berfaedah, tidak penting, membuat malas, dan lain sebagainya.Â
Hal berbeda justru ditunjukkan beberapa siswa, mereka sebagian banyak yang beranggapan jika bermain game dapat membantu mereka mengurangi beban pikiran dari tugas-tugas akademik yang diberikan di sekolah, membantu meningkatkan kreatifitas, meningkatkan kerjasama, dan lain sebagainya.Â