Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool 2005: Ketika Drama Tragis Berujung Manis di Rumput Istanbul

4 Mei 2022   17:45 Diperbarui: 4 Mei 2022   18:24 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4 Mei 2022, Liverpool berhasil memastikan satu tiket di partai final Liga Champions Eropa usai berhasil melakukan comeback dramatis melawan Villareal dengan skor  3-2. Sempat tertinggal  dua gol terlebih dahulu di babak pertama melalui gol B.Dia pada menit 3' dan Cequelin 41', Liverpool berhasil membalas  tiga gol melalui sumbangan Fabinho di menit 62', Luis Diaz 67', dan Sadio Mane pada menit 74'. Lolosnya Liverpool ke partai final melalui comeback dramatis berhasil mengulang kembali comeback dramatis yang pernah Liverpool lakukan di tahun 2005 tepatnya di partai Final Liga Champions Melawan AC Milan. Penasaran bagaimana comeback dramatis yang dilakukan Liverpool pada saat itu? Berikut ulasannya.

25 Mei 2005 

Liverpool dan Ac Milan berhasil menyelesaikan  semua pertandingan yang terjadi mulai babak 16 besar hingga masuk pada partai semifinal. Liverpool berhasil melaju ke partai final usai mengalahkan Bayern Leverkusen di babak 16 besar dengan skor agregat 6-2,  mengalahkan Juventus dengan agregat  2-1 di perempat final, dan mampu menuntaskan perlawanan  tangguh Chelsea dengan skor tipis secara agregat yakni 1-0. Sementara di sisi lain, Ac Milan asuhan Carlo Ancelotti mampu lolos ke babak final setelah di babak 16 besar mampu mengalahkan Manchester United dengan skor agregat 2-0, Melumat Inter Milan dengan skor agregat 5-0, dan menang di semifinal atas PSV Eindhoven berkat keunggulan agresifitas gol tandang 3-3.

Skuad Bertabur Bintang 

Liverpool dan Ac Milan sama-sama mengusung misi meraih gelar Champions guna menambah koleksi masing-masing gelar mereka. Ac Milan berhasrat untuk menambah gelar Liga Champions Ke-7 setelah terakhir mereka menjuarainya di tahun 2002-2003. Sementara di sisi lain, Liverpool yang kala itu dilatih oleh Rafael Benitez memiliki ambisi untuk dapat meraih gelar Liga Champions ke 5 mereka. Dari sisi kedalaman skuad kedua klub sama-sama memiliki materi skuad yang memumpuni baik secara individualitas maupun secara kolektifitas tim. Ac Milan yang saat itu dilatih oleh Carlo Ancelotti memiliki penjaga gawang berkelas dalam diri seorang Nelson Dida, bek tangguh semacam Paolo Maldini, Jaap Stam, alesandro Nesta, Cafu, gelandang bertenaga kuda seperti Genaro Gatusso, Clearence Seedorf, Pirlo, hingga pemain masa depan Brazil peraih trofi Piala Dunia 2002 yakni Ricardo Kaka, dan barisan penyerang yang dihuni pemain macam Hernan Crespo, Andriy Shevchenko, dan Filipo Inzaghi.

Liverpool asuhan Rafael Benitez tak kalah bertabur bintang, dengan mengandalkan ikon mereka pada saat itu yang berposisi sebagai gelandang serang yakni Steven Gerard ditambah pemain-pemain berkelas lainnya seperti Jerzy Dudek (kiper), Jamie Caragher, John Arne Riise, Stive Finnan, Vladimir Smicer, Xabi Alonso, Igor Biscan, hingga barisan penyerang seperti Milan Baros, Peter Crouch, Luis Garcia, Djibril Cisse, dan Fernando Morientes.

Ajang Pertunjukkan Carlo Ancelotti VS Rafael Benitez

Carlo Ancelotti merupakan pelatih berkebangsaan Italia  yang telah malang melintang menangani berbagai tim-tim besar di eropa. Tercatat pelatih berusia 62 tahun tersebut telah menangani klub seperti Reggina (1995-1996), Parma (1996-1998), Juventus (1999-2001), Milan (2001-2009), hingga Real Madrid (2001 sampai sekarang). Sementara Rafael Benitez merupakan pelatih yang berasal dari tanah Matador yakni Spanyol. Pelatih berkepala semi pelontos tersebut tercatat pernah melatih beberapa tim papan atas eropa seperti Valencia (2001-2004), Liverpool (2004-2010), Inter Milan (2010), Chelsea (2012-2013), Napoli (2013-2015), hingga Real Madrid (2015-2016).

Kedua pelatih tersebut sama-sama pelatih hebat yang memiliki kualitas serta teknik dan taktik melatih yang baik bagi klub yang pernah mereka latih. Sepakbola menyerang ala Italia yang diadopsi oleh Carlo Ancelotti sangat terkenal kala ia terapkan pada klub Ac Milan, sementara Strategi kolektifitas tim dan pressing tinggi ala Rafael Benitez mampu terlihat kala ia mulai melatih Liverpool pada tahun 2004.

Drama di Stadion Ataturk Olympic Stadium Istanbul dimulai

Tepat pada tanggal 25 Mei 2005, laga final Uefa Champions League tahun 2004-2005 digelar. Laga tersebut mempertemukan Liverpool melawan Ac Milan. Ac Milan yang menurunkan skuad terbaiknya termasuk bek tangguh mereka Maldini, dan gelandang han dal mereka yakn Andrea Pirlo, Clearence Seedorf, serta Ricardo Kaka menghadapi barisan skuad Liverpool yang diisi oleh Steven Gerard, Xabi Alonso, John Arne Riise, dan Milan Baros.

Pertandingan memasuki babak pertama, Ac Milan berhasil unggul di menit 1'. Memanfaatkan umpan Andrea Pirlo melalui situasi tendangan bebas Paolo Maldini berhasil melepaskan sepakan yang sukses menjebol jala gawang Dudek. 1-0 Milan Unggul. Di menit 39' Hernan Crespo membawa Milan menjauh usai memanfaatkan umpan Andriy Sevchenko, Milan unggul 2-0.  Tak berhenti sampai di situ, Hernan Crespo berhasil membuat gol keduanya di malam tersebut setelah memanfaatkan umpan terobosan Ricardo Kaka di menit 44', skor 3-0 bertahan hingga babak pertama berakhir.

Di babak kedua, pertandingan  mulai berubah dan berbuah petaka bagi Ac Milan. Berawal dari pergerakan ciamik Riise, ia melepaskan umpan berilian menuju Gerard yang langsung disambarnya dan mengubahnya menjadi gol di menit 53', skor 1-3. Di menit 56' Vladimir Smicer benar-benar mengubah situasi permainan Liverpool. Melalui tendangan dari luar kotak pinalti ia sukses menjebol gawang Dida. Bammm... skor berubah menjadi 2-3. Tak berselang lama, petaka terjadi di menit 60'. Gerard yang dilanggar oleh Gatusso di kotak pinalti membuat wasit menghadiahkan  sepakan pinalti dan Xabi Alonso yang ditunjuk sebagai algojo berhasil menyelesaikan tugasnya dengan 2 kali percobaan, setelah pinaltinya mampu digagalkan Dida, akan tetapi bola muntah langsung dituntaskan kembali oleh Xabi menjadi gol skor pun berubah menjadi 3-3 dan bertahan hingga babak pinalti.

Di babak adu tendangan pinalti tersebut petaka bagi Milan kembali berlanjut, 3 penendang mereka gagal yakni Serginho, Pirlo, dan Shevchenko. Hanya dua penendang yang berhasil yakni Kaka dan Tomasson. Sementara Liverpool berhasil dengan 3 penendan mereka yakni Hamman. Djibril Cisse, dan Smicer. Hanya Jhon Arne Risse yang gagal mengeksekusi kesempatan tendangan pinalti. Liverpool berhasil menang dramatis dengan skor 3-2. Dengan hasil tersebut, Liverpool berhasil menjuara Liga Champions 2005 dan sekaligus berhasil merengkuh gelar ke-5 mereka. Sementara Milan harus gigit jari, pasalnya di tahun tersebut mereka harus gagal mendapatkan satu gelar pun pasca gagal di Liga Italia, tersingkir dari Copa Italia, dan Kalah di final Liga Champions Eropa

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun