Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ligue 1 dan Bundesliga, Mengapa Dua Liga Ini Tak Begitu Menarik?

28 April 2022   15:05 Diperbarui: 30 April 2022   17:00 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiper Bayern Muenchen Manuel Neuer mencoba menghalau bola yang ditendang oleh penyerang Paris Saint-Germain (PSG) Kylian Mbappe (tengah) di sebelah bek Bayern, Lucas Hernandez (kanan), dalam laga leg kedua perempat final Liga Champions antara PSG vs Bayern di Stadion Parc des Princes di Paris pada 13 April 2021. (AFP/FRANCK FIFE via kompas.com)

Peta persaingan yang cenderung kurang merata menyebabkan setiap tim yang ada di posisi papan tengah tabel persaingan mesti melakukan perubahan dan bersaing di musim liga selanjutnya. 

Di Liga Jerman misalnya, jika kita hanya melhat dominasi Bayern Munchen, justru hal tersebut dapat dikesampingkan terlebih dahulu jika kita ingin menyaksikan dan menikmati sajian dari beberapa klub promosi dan klub papan tengah yang mampu bersaing guna mendapatkan jatah di kompetisi eropa. 

Pendatang baru yang tampak nyata mampu berbicara banyak bahkan menyaingi dominasi Bayern Munchen di Bundesliga seperti RB Leipzig salah satunya. 

Di tiga musim terakhir, club berlabel produk Red Bull tersebut mampu menjadi runner-up Bundesliga d musim 2020-2021. Bahkan di liga champions musim 2019-2020, RB Leipzig berhasil melaju hinga babak semifinal Liga Champions sebelum dikalahkan PSG dengan skor 3-0.

Di Liga Prancis, persaingan sengit justru terjadi antara peringkat dua hingga 7 klasemen. 

Ditambahnya jatah kompetisi eropa pasca diluncurkannya Uefa Conference League memberikan motivasi tersendiri bagi tim-tim medioker beserta pesaing terdekat dari PSG semacam Marseile, Lille, AS Monaco, Lyon, Rennes, dan Nice. 

Tim-tim tersebut berjuang dan bersaing bukan hanya memperebutkan gelar juara, tetapi mati-matian memperebutkan satu tiket di kompetisi eropa di musim selanjutnya.

Membajak Pemain Top dari klub rival

Alasan terakhir yang mungkin menjadi penyebab kurang menariknya kompetisi Liga Prancis dan Liga Jerman adalah kebijakan transfer dari klub besar dan kaya raya macam PSG dan Bayern serta klub big four di masing-masing liga seperti Dortmund, Leverkusen, Leibzig, AS Monaco, Marseile, dan Lyon. 

Misalnya di liga Jerman pasa musim 2013 misalnya, Bayern Munchen pernah merampungkan rekrutan anyar mereka dari Dortmund yakni Mario Goetze seharga 37 juta euro. 

Dengan harga tersebut, Goetze berhasil menjadi pemain dengan bandrol transfer termahal kedua di Jerman setelah Mesut Ozil yang direkrut Arsenal dari Real Madrid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun