Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ligue 1 dan Bundesliga, Mengapa Dua Liga Ini Tak Begitu Menarik?

28 April 2022   15:05 Diperbarui: 30 April 2022   17:00 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiper Bayern Muenchen Manuel Neuer mencoba menghalau bola yang ditendang oleh penyerang Paris Saint-Germain (PSG) Kylian Mbappe (tengah) di sebelah bek Bayern, Lucas Hernandez (kanan), dalam laga leg kedua perempat final Liga Champions antara PSG vs Bayern di Stadion Parc des Princes di Paris pada 13 April 2021. (AFP/FRANCK FIFE via kompas.com)

Kedikdayaan dua klub penguasa dari dua Liga yang berbeda tersebut dalam beberapa tahun terakhir, memang tak dapat diragukan lagi. Di mulai dari Bayern Munchen, mereka berhasil menjadi penguasa Liga Jerman dalam waktu 10 tahun musim terakhir pasca Dortmund sempat mendominasi kompetisi Bundesliga pada musim 2010-2011 higg 2011-2012, Bayern tak pernah sekalipun merasakan posisi Runer-up. 

Mantan Klub Olivier Kahn ini kerap memunculkan dan menciptakan pemain-pemain berkualitas dan berlabel bintang di setiap generasinya, mula dari Bruno Labbadia, Olivier Kahn, Hasan Salihamidzic pada era 90-an, hingga duo winger mematikan yang ada dalam diri Arjen Robben dan Frank Riberry.

Penyerang tersubur Bundesliga Robert Lewandowski, hingga talenta-talenta muda yang siap bersaing di masa depan seperti Jamal Musiala, Alphonso Davis, Jossua Kimich, dan masih banjyak lagi.

Hasil dari kepemilikan para pemain-pemain berkualitas tersebut dapat kita saksikan saat ini, Bayern sangat sulit dijegal di kompetisi domestik. 

Geliat transfer yang mereka tunjukan nyatanya tak mampu juga disaingi oleh tim-tim yang berada di bawahnya macam Borussia Dortmund, Bayern Leverkusen, Wolfsburg, sampai tim yang sekarang justru sedang terpuruk yakni Schalke.

Di Liga Prancis kondisi persaingan juga tak jauh berbeda. Sejak Paris Saint Germain diakuisisi oleh konglomerat asal Qatar yakni Nasser Al-Khelaifi pada 2011. PSG bertransformasi menjadi tim raksasa dengan segudang pemain bintang yang direkrut hanya dengan kemampuan uang. 

Klub yang didirikan pada 1970 ini, mampu merajai kompetisi domestik Liga Prancis sejak musim 2011-2013, 2014-2015, 2015-2016, 2017-2018, hingga musim terbaru yakni 2021-2022. 

Walaupun, dominasi PSG sempat digangu oleh dua pesaingnya yakni Monaco yang berhasil menjuarai Liga Prancis musim 2016-2017, dan Lille di musim 2020-2021. 

Nyatanya, tetap saja tak memengaruhi dan mengubah kualitas persaingan dari liga Prancis. Dominasi PSG masih terlalu kuat dengan segudang pemain bintang yang mereka miliki, salah satu hal yang memperkuat pernyataan tersebut adalah selisih poin di akhir musim yang begitu jauh antara sang juara yakni PSG dengan pesaingnya di peringkat dua ataupun di bawahnya.

Persaingan sesungguhnya Memperebutkan tiket Kompetisi Eropa 

(Ilustrasik/gambar/ArdiBP)
(Ilustrasik/gambar/ArdiBP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun