Pada tanggal 26 November 2011 pukul 16.20 waktu setempat, Jembatan Kutai Kartanegara diinformasikan ambruk dan roboh. Informasi yang beredar dari berbagai sumber menyatakan bahwa puluhan kendaraan yang melintas di atas jembatan tersebut tercebur ke sungai Mahakam. 26 orang dikabarkan meninggal dan 13 orang masih dinyatakan hilang.
Jembatan sepanjang 710 Meter yang membentang menyebrangi sungai Mahakam tersebut diperkirakan masih berusia 10 tahun sebelum peristiwa ambruknya jembatan tersebut terjadi. Usia jembatan yang diperkirakan mampu mencapai usia 25 tahun ternyata tak sesuai dengan harapan.
Dengan biaya yang hampir mencapai 150 miliar rupiah, nyatanya tak sebanding dengan usia jembatan dan perkiraan keawetan kontruksi jembatan tersebut. Salah satu penyebab jembatan yang menghubungkan Tenggarong dengan Samarinda tersebut diperkirakan runtuh karena faktor perawatan jembatan yang tidak maksimal dan kurang mematuhi prosedur perawatan yang telah ditetapkan pihak terkait.Â
Selain itu, masa dari beban kendaraan yang melintas yang diterima jembatan tersebut juga tak sebanding dengan kekuatan jembatan tersebut. Jika dari segi usia, jembatan tersebut harusnya mampu bertahan lebih dari 10 tahun pasca pembuatan awal pada tahun 1997.
Sanggar Seni di Cirebon (16 April 2018)
     Â
Dikutip dari Liputan 6.com, Tembok setinggi 15 meter dikabarkan runtuh dan menimpa bangunan sanggar seni di Desa GegesikWetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon pada 16 April 2018. Belasan siswa SMP Negeri 1 Gresik yang tengah belajar gamelan tertimpa tembok bangunan sanggar seni.Â
Tujuh di antaranya, termasuk seorang dalang tewas seketika. Sementara korban lainnya dalam kondisi kritis. Pasca kejadian tersebut, berdasarkan informasi yang telah diterima dari beberapa sumber menyebutkan jika, tembok setinggi kurang lebih 15 meter tersebut merupakan pembatas antara bangunan sanggar seni dengan sebuah tempat sarang burung walet.
Jembatan Batu Raden (25 Oktober 2006)