Bayern Munchen melakoni laga tandang kompetisi Liga Champions Eropa pada babak delapan besar Leg pertama di Estadio El-Madrigal Kamis 7 April 2022.
Pada laga tersebut kedua tim sama-sama menurunkan skuad terbaiknya, Bayern tetap mengandalkan barisan pemain bintangnya seperti Robert Lewandowski, Thomas Muller, Leroy Sane, Manuel Neuer, Serge Gnabry, Benjamin Pavard, dan lain sebagainya. Sementara itu, Villareal juga tak mau kalah mereka juga menurunkan amunisi andalannya macam Gerard Moreno, Giovanni lo Celso, Raul Albiol, Dani Parejo serta F. Cequelin.
Bermain dengan sama baiknya, Villareal berhasil keluar sebagai pemenang setelah Danjuma mampu menjadi satu-satunya pencetak gol pada laga tersebut yakni di menit 8' di babak pertama.
Muncul pertanyaan dari banyak pecinta sepakbola, mengapa Villareal mampu meredam dan menaklukkan kekuatan Bayern?
Bermain tanpa Beban
Sebagai tim yang tidak terlalu diunggulkan, tentunya Villareal memiliki misi tersendiri untuk mampu bersaing di Liga Champions. Pelatih The Yellow Submarine Unai Emery sadar betul, bahwa timnya harus banyak berbenah sebelum laga melawan Munchen dijalani. Dengan tak terlalu diunggulkan, Villareal justru mampu menjalai laga melawan Bayern tanpa beban dan tekanan yang berlebihan dari para pendukung. Hasilnya terbukti, mereka mampu membungkam Bayern guna memastikan satu kaki mereka telah melangkah ke semifinal.
Kolektivitas dan Efektifitas Tim jadi Pembeda
Jika membandingkan komposisi squad Villareal dan Bayern Munchen tentu hal tersebut sangat tak seimbang. Materi pemain yang dimiiliki sang juru taktik Bayern Jullian Nagelsmann dengan tim asuhan U. Emery tentu juga tak sama. Lebih dari itu, kedalaman squad serta individualitas pemain juga berbanding jauh. Namun salah satu hal yang membedakan adalah Villareal lebih mengandalkan kolektivitas tim. Walau
Sajian Statistik di atas menjabarkan bahwa sebenarnya Bayern mampu menguasai laga dengan total penguasaan bola mencapai 62% berbanding 38% persen, Bayern juga melepskan hampir 22 tembakan ke arah gawang dengan 4 tembakan tepat sasaran, sementara Villareal hanya melepaskan 12 tembakan dengan 1 tembakan tepat mengarah ke gawang Bayern yang dikawal Neuer. Tetapi kondisi tersebut, Villareal tetap mampu efektif memanfaatkan peluang menjadi sebuah gol guna menghasilkan kemenangan.
Strategi Counter Attack Unai Emery
Dalam laga tersebut Bayern sangat mendominasi pertandingan, kurang lebih 22 tembakan berhasil dilepaskan. Dengan menguasai pertandingan hampir 62%, Bayern diasumsikan bakal dengan mudah untuk megatasi perlawanan Villareal. Tetapi hal tersebut tak terjadi, Memanfaatkan situasi serangan balik dengan mengandalkan kecepatan dan agresivitas, Gerard Moreno berhasil melepaskan umpan chip yanga akurat menuju Lo Celso, Lo Celso yang lolos dari perangkap offside mampu melepaskan umpan silang yang sebenarnya mampu dimanfaatkan oleh Dani Parejo melalui tendangan kaki kanannya, akan tetapi Dan Juma mampu mencari ruang kosong guna menyambar dan membelokkan arah bola tersebut kea rah gawang sekaligus mengecoh penjaga gawang Bayern Manuel Neuer. Gol tecipta di menit ke 8' pertandingan. Skor 1-0 keunggulan tuan rumah bertahan hingga pertandingan berakhir.
Bayern kurang Hoki
Sejatinya Bayern yang lebih diunggulkan untuk mampu mengalahkan Villareal memiliki banyak kesempatan pada pertandingan tersebut. Akan tetapi, penampilan gemilang dari barisan pemain belakang Villareal yang dikomandoi oleh J. Foyth, Raul Albiol, Pau Torres, dan Estupinan mampu meredam gempuran pemain depan Bayern. Tak hanya itu, penampilan mengesankan juga ditujukan penjaga gawang mereka Rulli yang mampu mengamankan gawang mereka dari kebobolan.Bayern seakan menemukan kebuntuan ketika ingin menyelesaikan peluang menjadi gol. Hal tersebut juga menjadi penyebab ketidakberuntungan Bayern saat melakoni laga tandang, itu terjadi karena pada saat babak 16 besar melawan RB Salzburg di leg pertama Bayern juga ditahan imbang 1-1 sebelum mereka menghancurkannya di leg ke-2.
Optimisme dan Efek "Pemain ke-12"
Jelang petandingan melawan Bayern, Villareal justru mendapatkan hasil kurang mengenakkan di Liga Spanyol, mereka justru dikalahkan oleh Levante pada Sabtu 2 April 2022 dengan skor 2-0. Kekalahan tersebut menjadikan Villareal semakin sulit untuk memperbaiki posisi di tabel klasemen. 5 laga terakhir yang dijalani, Villareal mencatatkan 2 kemenangan dan 3 kekalahan. Walaupun demikian, Villareal tetaplah Villareal, mereka mampu membuktikan bahwa tim medioker belum tentu dapat diremehkan begitu saja.
Selain itu, dukungan para pendukung tim berjuluk kapal selam kuning ini juga menjadi salah satu faktor penentu. Melihat dari laga 16 besar leg ke pertama melawan Juventus, Villareal juga mampu menahan laju si Nyonya Tua, sebelum mereka menghajar kembali Juve di kandanganya dengan skor 3-0 di leg kedua.
Kemenangan ini menjadi modal awal yang bagus bagi Villareal sebelum pekan selanjutnya akan kembali menantang Bayern di Allianz Arena. Yang menjadi catatan, Villareal harus belajar dari apa yang pernah dilakukan Atletico Madrid selaku sama-sama tim yang berasal dari Spanyol. Mereka harus mampu tampil prima dan stabil baik dalam menyerang maupun bertahan. Atletico mampu meredam Bayern di kandangnya yang terkenal angker. Hal tersebut perlu dilakukan agar kejadian sebelumnya tidak terjadi seperti saat Porto dan RB Salzburg yang mampu menang di pertama dengan skor tipis, justru dibantai habis-habisan oleh Bayern di leg kedua.
Sekian ulasan pertandingan Liga Champions kali ini. Jika ada kekeliruan dalam penyampaian informasi saya mohon maaf. Terima kasih
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H