Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kembali Jadi Penonton Piala Dunia, Ada Apa dengan Gli Azurri?

25 Maret 2022   20:00 Diperbarui: 25 Maret 2022   20:07 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto: qatarliving.com )

          Setelah menjuarai Piala Eropa 2020, performa Italia menurun. Terbukti dalam 5 pertandingan terakhir Grup C babak kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa, Timnas Italia justru kesulitan untuk meraih kemenangan.  Dalam 5 pertandingan terakhir yang dijalani tersebut, anak asuh Roberto Mancini hanya sanggup meraih 7 poin dengan rincian 1 kali menang, 4 kali imbang. Sehingga tambahan 7 poin tersebut, hanya mampu mengantarkan Italia bertengger sebagai runner-up grup di bawah Swiss.

Gagal Memanfaatkan Momentum 

            Sejatinya, timnas Italia memiliki kesempatan besar untuk otomastis lolos ke Piala Dunia Qatar 2022, dengan catatan mereka harus mampu mengalahkan timnas Swiss pada pertandingan ke-7 babak kualifikasi grup. Akan tetapi, peluang emas tersebut pupus setelah Italia ditahan imbang Granit Xhaka dan kawan-kawan dengan skor 1-1, sementara di laga pamungkasi Jorginho dan kolega ditahan Irlandia Utara 1-1  dan Swis menang 4-0 melawan Bulgaria.

Federico Chiessa Efek

            Kehadiran sosok Chiessa dalam squad Italia, tak dapat dipungkiri mampu mendobrak kualitas permainan, bahkan di Euro 2020, pemain berusia 22 tahun tersebut mampu menjadi pembeda dengan skill individu yang dimiliki, akselerasi luar biasa, serta tendangan mematikan sanggup mengantarkan Italia menjuarai Euro 2020. Akan tetapi, masalah sebenarnya muncul saat Chiessa absen akibat cedera. Italia terlanjur termakan dengan istilah one man show sehingga ketika pemain tersebut absen, performa tim justru menurun.

Kiper Makedonia Biang Keladi

            Stole Dimitrievski, mungkin menjadi pahlawan besar pada saat laga melawan Italia tersaji. Bagaimana tidak, ia mampu melakukan 5 penyelematan krusial dari 32 total tembakan yang dilepaskan pemain Italia. Rating 7,5 atau lebih mungkin sangat layak diberikan pada pemain yang satu ini.

Domenico Berardi Kurang Hoki

            Winger Sassuolo tersebut berhasil melepaskan 8 tembakan kea rah gawang Makedonia Utara, akan tetapi hanya 2 yang mengarah gawang namun tak menghasilkan satu pun gol. Gagalnya Berardi menjawab kepercayaan yang diberikan Roberto Mancini, menjadikan ia salah satu penyebab dari gagalnya Italia memaksimalkan peran Berardi saat Chiesa Absen.

Sobat Bloger, itulah beberapa fakta menarik setelah gagalnya timnas Italia menembus perhelatan akbar Piala Dunia 2022 di Qatar. Walaupun gagal, Italia tetap lah Italia, Negara dengan tradisi serta prestasi luar biasa di sepakbola dunia. Berhasil menjuarai Piala Dunia 2006, dan mampu menjadi kampiun di ajang Euro 2020 mungkin menjadi pelepas dahaga sementara bagi para pendukung timnas Italia. Semangat Italia, forza Gli Azurri.

Jika ada kekurnagan dan kekeliruan dalam penyajian informasi penulis mohon maaf, dan jika sobat ada pendapat lain atau komentar tentang fakta menarik seputar timnas Italia, bisa tuliskan di kolom komentar ya, selamat malam..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun