Bagi seorang pekerja lepas alias freelancer, ketidakpastian tentu tantangan yang biasa dihadapi. Pekerjaan lepas yang menjadi sumber penghasilan mereka tidak bisa dipastikan ada. Kalaupun ada, belum tentu mereka yang dipercaya untuk mengerjakannya.
Terlebih di saat kondisi pandemi ini, mata pencaharian para freelancer semakin tidak pasti. Akibat yang ditimbulkan oleh virus Corona baru ini tidak hanya mengancam kesehatan, dengan Covid-19 (Corona Virus Desease 2019), namun juga pada ancaman krisis penghasilan bagi sebagian (besar) orang. Kegiatan ekonomi melambat akibat ancaman virus ini, pemerintah akan berfokus pada penanganan pandemi, sedangkan pihak swasta akan jauh berhati-hati menjalankan bisnisnya .
Seorang ahli pemasaran, Yuswohadi, menggolongkan bidang-bidang industri menjadi dua saat pandemi sekarang, The Rise dan The Fall (sumber). Dua kategori tersebut didasarkan kondisi, ketika banyak industri jatuh (fall) saat ini, ternyata ada pula industri yang meningkat (rise) . Walaupun juga ditambahkan kategori antara (between), yang merujuk pada bidang-bidang yang sudah mapan pangsa pasarnya.
Jika diperhatikan, banyak bidang  industri yang fall, adalah industri yang mengandalkan pada kegiatan berkumpul dan/atau berpindah-nya konsumen. Sedangkan bidang yang berada pada kategori rise adalah bidang yang memanfaatkan jaringan internet dalam proses bisnisnya. Mulai dari kegiatan bekerja, belajar, berbelanja, sampai dengan konsultasi kesehatan, ditawarkan secara online.
Disukai atau tidak, pandemi saat ini telah menciptakan perubahan di banyak aspek kehidupan. Perubahan yang tampaknya sulit (jika tidak mau disebut mustahil) diputar ulang seperti sediakala. Sudah saatnya kita menjalankan tata kehidupan baru (new normal) untuk menghadapinya. Bukan pilihan yang mudah, tapi memang tidak ada pilihan lain. "Hadapi atau kalah".
Bagaimanapun hidup harus tetap berlangsung. Manusia harus tetap melakukan apa yang selayaknya mereka lakukan. Makan, minum, tetap produktif; tidak mungkin berhenti akibat pandemi. Dan perlu diingat, manusia memiliki kemampuan beradaptasi untuk tetap terjaga kesejahteraannya.
Prinsip utama saya dalam menjalani aktifitas tersebut adalah menghindari risiko. Tetap di rumah merupakan pilihan terbaik. Namun kita tidak selamanya bisa berada di dalam rumah. Ada saatnya kita harus keluar dengan berbagai alasan.
Saat di luar pun prinsip tersebut tetap dilakukan. Menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, merupakan usaha sederhana yang harus dilakukan ketika di luar rumah. Rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan pakaian, serta pembersihan benda-benda yang mungkin terpapar virus, menjadi usaha menghindari risiko tertular secara tidak langsung yang juga penting dilakukan.
Beberapa perilaku yang saya rasakan berubah sekarang ini, antara lain:
- Berbelanja. Saya lebih memanfaatkan e-commerce jika memungkinkan. Barang elektronik misalnya, rasanya kita tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkannya. Kita bisa membaca ulasan dari berbagai pihak sebelum memutuskan untuk membeli. Bahkan kita bisa membandingkan harga terbaik jika diperlukan. Keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan rumah cukup dilakukan 2 -- 3 pekan sekali. Itupun tentatif, ketika dilihat persediaan masih memadai, kegiatan belanja ini akan ditunda lagi. Untuk barang-barang fast moving, warung terdekat menjadi solusi untuk mendapatkannya.
- Bekerja. Saat pandemi ini, saya merasa lebih banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan sebelum tenggat waktu. Mungkin karena tidak adanya godaan untuk keluar rumah yang membuat fokus menyelesaikan target terpecah. Selain itu, ternyata banyak kesempatan untuk semakin produktif, seperti halnya kompetisi blog Kompasiana. Sehingga di rumah bukan berarti tidak produktif.
- Hiburan. Jika sebelumnya saya cukup sering menyambangi bioskop, sekarang menonton film bisa dilakukan di rumah. Berlangganan paket-paket layanan menjadi solusi untuk menikmati film-film tersebut. Memang kita tidak bisa berharap film yang benar-benar baru dirilis. Namun apa artinya jeda beberapa bulan, jika yang dilihat adalah film yang sama. Bahkan kita dapat menentukan kapan waktu terbaik untuk menyaksikannya. Walaupun belum pernah mencoba, virtual concert dan virtual travel cukup menggoda saya untuk mencobanya.
- Belajar. Banyak kesempatan untuk belajar online. Baik berupa website, video, maupun melalui aplikasi, semua bisa didapatkan gratis. Kita tinggal memilih yang sesuai dengan minat kita. Proses pengajaran juga tetap dilakukan melalui video tutorial yang diunggah di berbagai kanal video gratis.
- Konsultasi kesehatan. Sakit merupakan hal yang seringkali tidak bisa dihindari. Ditambah saat ini, datang ke fasilitas layanan kesehatan menghadirkan risiko tersendiri. Konsultasi kesehatan online dapat menjadi solusi. Baik melalui website maupun aplikasi, diagnosa langsung dilakukan secara online. Biaya yang dikenakan relatif lebih murah. Tidak jarang resep bisa langsung ditebus dalam satu aplikasi
- Olahraga. Demi menjaga kondisi tubuh, olahraga dapat dilakukan melalui berbagai cara. Mulai dari video panduan sampai dengan berbagai "challenge kekinian" yang melatih fisik. Hal terpenting, tidak perlu keluar rumah untuk melakukannya.Â
Semua bisa dilakukan secara online, gratis, dan mudah. Tidak perlu banyak biaya yang dikeluarkan. Cukup pastikan layar ponsel/komputer anda bisa menampilkan video, dan jaringan internet anda memadai.
Untuk menjaga produktifitas anda, pastikan anti-virus pada perangkat anda selalu update. Anda akan lebih sering berselancar di dunia maya daripada sebelumnya. Aplikasi komunikasi yang memungkinkan panggilan video, menjadi alat standar ketika bekerja. Selain itu, bagi kegiatan freelancer saya, aplikasi yang bisa merekam aktifitas di perangkat (screenrecord) sangat banyak membantu, khususnya ketika membuat panduan.
Selain itu, masih ada alternatif kegiatan yang membuat saya tertarik, belajar memasak dan berkebun. Semoga ada waktu untuk melakukannya. Tidak mustahil dapat menjadi sumber penghasilan di masa yang akan datang.
Prinsip menghindari risiko yang dilakukan saya ternyata menimbulkan nilai-nilai kebaikan lain. Nilai  yang secara tidak sadar menjadi prinsip baru dalam berperilaku. Prinsip tersebut yaitu:
- Hidup realistis. Awalnya saya hanya menjalankan keseharian dalan mode bertahan hidup saat kondisi pandemi datang. Saya menjadi lebih konservatif dalam perencanaan dan eksekusi. Namun hal tersebut menjadikan saya lebih realistis dalam menjalani hidup. Pola yang terbentuk adalah pastikan sumberdaya yang dimiliki, rencanakan dengan matang, dan eksekusi dengan perhitungan.
- Penghargaan pada kesehatan. Saat pandemi ini, saya baru tersadar bahwa kesehatan itu mahal, bahkan tidak ternilai. Menjaga makanan dan pola makan, mulai berolahraga teratur, serta menambahkan vitamin dan suplemen, adalah cara saya menghargai kesehatan.
- Lebih patriotik. Ini yang baru saja saya sadari. Sebagai satu bangsa sudah selayaknya kita membela saudara sendiri. Seperti disampaikan di awal artikel, pandemi ini juga mengancam perekonomian kita. Sangat memungkinkan jika kita membeli produk hasil bangsa sendiri sebagai upaya menjamin kesejahteraan bersama.
- Bersyukur. Tidak hanya bersyukur karena tetap dijaga kondisi kesehatan dan tetap bisa produktif. Namun ketika kita tetap bisa berbagi, men-encourage sesama, dan memberi contoh baik; juga hal yang penting disyukuri. Tidak sedikit orang yang terpuruk akibat pandemi ini. Menyemangati mereka adalah salah satu cara saya untuk bersyukur.
Melalui perilaku tersebut, secara tidak sadar saya telah ikut menjaga stabilitas sistem keuangan negara ini. Menghindari perilaku-perilaku berisiko mendorong banyak prinsip kehidupan. Menjalani hidup yang realistis dengan memperhitungkan berbagai aspek sebelum bertindak, menggunakan produk buatan bangsa sendiri, dan selalu bersyukur dengan yang dimiliki; menjadi prinsip-prinsip baru dalam berperilaku, khususnya saat pandemi sekarang ini.
Mempraktekan prinsip dan perilaku dalam artikel ini memang tidak semudah menuliskannya. Akan tetapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Demi terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia, serta upaya kita bersama untuk tetap bertahan sampai krisis ini berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H