Kita tentu masih ingat Eddy Tansil atau Tan Tjoe Hong atau Tan Tju Fuan yang berhasil membobol Bank Bapindo sebesar sebesar 565 juta dolar Amerika (sekitar 1,3 triliun rupiah dengan kurs saat itu) dengan kredit fiktif melalui grup perusahaan Golden Key Group. Santer terdengar kasus itu berawal dari Kolusi yang terjadi antara Eddy Tansil dengan orang-orang kesayangan Presiden Soeharto waktu itu yaitu mantan Menko Polkam Sudomo dan mantan Menteri Keuangan J.B Sumarlin.
Keduanya disebut-sebut memberikan referensi atau katebelece (surat pengantar dari pejabat untuk urusan tertentu), dalam kasus mega skandal pembobolan Bapindo Rp.1,3 triliun oleh Eddy Tansil. Hal itu diakui sendiri oleh Sudomo dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 19 Juni 1989.
Terlepas apakah ujung laporan Menteri ESDM tersebut bermuara pada ranah hukum atau tidak, apa yang telah dilakukan Setya Novanto bersama-sama petinggi PT. Freeport Indonesia telah menyebarkan aroma tidak sedap kemana-mana. Publik mencium ada bau Kolusi ditengah hiruk pikuk perpanjangan kontrak tambang emas yang beromzet puluhan triliunan rupiah pertahun.
Kalau melihat nilai sebuah Jet Pribadi type Gulfstream G200 yang Rp. 278 miliar dibandingkan dengan omzet yang didapat pertahun, maka itu adalah nilai yang “cemen”. Dan happy-happy dan kumpul-kumpul, main golf serta membeli private jet itu sangat mungkin terjadi. Pada tahun 2013 sebagaimana diungkapkan Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Boedioro Soetjipto pendapatan PT Freeeport Indonesia dari tambang emas dan tembaganya di Papua diperkirakan mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 38 triliun. Itu di bawah perkiraan awal yang sebesar US$ 5,8 miliar atau sekitar Rp 58 triliun (sumber-detik.com).
Apalagi Setya Novanto merupakan sosok yang kontroversial belakangan ini, kehadirannya dalam konferensi pers Capres Amerika Donald Trump disela-sela kegiatan pertemuan perwakilan parlemen dari berbagai penjuru dunia di Markas Besar PBB, New York. Kemudian juga kontroversi Mobil Jaguar berplat RI 6, plat resmi mobil dinas Ketua DPR RI. Jauh sebelumnya, nama Setya Novanto juga pernah disebut-sebut terkait kasus dugaan korupsi pengalihan hak piutang (cassie) PT Bank Bali kepada Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI) yang terjadi pada tahun 1999.
Apakah aroma Kolusi itu akan menguap begitu saja dan Setya Novanto lolos dari sanksi dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)? Mari kita tunggu. ***